HARIANWANGON - CHINA, Beijing, 23 Maret 2025 – China baru saja mengungkapkan teknologi pemotong kabel laut dalam yang mampu memutus jalur data dan listrik bawah laut pada kedalaman hingga 4.000 meter. Perangkat ini berpotensi mengancam komunikasi global serta keseimbangan kekuatan maritim dunia.
Menurut laporan South China Morning Post (SCMP), perangkat ini dirancang untuk digunakan pada kapal selam berawak maupun tak berawak milik China. Teknologi ini memungkinkan pemotongan kabel bawah laut dengan presisi tinggi, termasuk jalur komunikasi internet dan kabel daya yang menghubungkan berbagai negara.
Pakar keamanan siber dan maritim menyoroti bahwa sekitar 95% lalu lintas internet global ditransmisikan melalui kabel bawah laut. Dengan adanya perangkat ini, China dapat memiliki kemampuan untuk mengganggu komunikasi internasional di titik-titik strategis, seperti wilayah Pasifik dan Samudra Hindia.
"Ini adalah perkembangan yang mengkhawatirkan bagi infrastruktur komunikasi global. Jika teknologi ini digunakan untuk kepentingan militer atau geopolitik, dampaknya bisa sangat besar," ujar James Patterson, analis pertahanan dari Global Security Institute.
Sebelumnya, pada tahun 2020, insinyur dari Universitas Lishui, Zhejiang, telah mengajukan paten untuk perangkat pemotong kabel bawah laut yang disebut sebagai "pemotong kabel tipe seret." Penemuan tersebut diyakini menjadi cikal bakal pengembangan teknologi terbaru ini.
Di sisi lain, insiden terkait kabel bawah laut juga telah terjadi. Pada November 2024, kapal China bernama Yi Peng 3 diduga memutus dua kabel telekomunikasi di Laut Baltik. Insiden tersebut sempat meningkatkan ketegangan antara Beijing dan beberapa negara Eropa.
Sementara itu, pemerintah China belum memberikan pernyataan resmi mengenai tujuan pengembangan teknologi ini. Namun, banyak pihak menduga bahwa perangkat tersebut dapat digunakan sebagai alat strategi geopolitik untuk meningkatkan pengaruh Beijing di perairan internasional.
Komunitas internasional kini tengah memantau perkembangan lebih lanjut terkait teknologi ini dan dampaknya terhadap infrastruktur komunikasi global.***
Sumber : Update Nusantara