HARIANWANGON - Diponegoro sebenarnya bukanlah nama asli Pangeran Diponegoro, nama Diponegoro adalah nama gelar pemberian dari Karaton, nama asli Pangeran Diponegoro sebenarnya adalah Bendara Raden Mas Antawirya, dan nama kecil Pangeran Diponegoro adalah Bendara Raden Mas Mustahar.
Pangeran Diponegoro dilahirkan pada tanggal 11 November 1785 di Ngayogyakarta Hadiningrat menjelang fajar pada bulan Sura. Beliau merupakan putra dari Gusti Raden Mas Suraja (Sultan Hamengkubuwana III), raja Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Sedangkan ibunya bernama R.A. Mangkorowati, Gusti Raden Mas Suraja adalah putra sulung Sultan Hamengkubuwana II. Gelar Pangeran tersemat kepadanya sewaktu ayahnya naik tahta menjadi raja di Kesultanan Mataram.
Nama Diponegoro diberikan sebagai penghargaan jasanya dalam memimpin Perang Jawa atau Perang Diponegoro. Perang ini merupakan wujud perlawanan Pangeran Diponegoro yang tidak setuju Belanda ikut campur urusan kerajaan. Sejak kecil, Pangeran Diponegoro dibimbing oleh pejuang wanita taat beragama, berpengalaman, dan berkemauan baja. Kepribadian ini telah melekat dalam diri Pangeran Diponegoro kecil. Pangeran Diponegoro dididik dalam lingkungan keagamaan dan ditengah masyarakat yang jauh dari keraton. Ketika usia telah dewasa pada tanggal 21 September 1803, nama Bendara Raden Mas Mustahar berubah menjadi Bendara Raden Mas Antawirya.
Pangeran Diponegoro mendapat pendidikan kesastraan Islam-Jawa saat usia mulai remaja. Pengajaran bergaya pesantren lebih formal tentang Al Qur'an dan Hadis diperoleh Pangeran Diponegoro dari ulama yang berkunjung ke Tegalrejo. Pangeran Diponegoro lebih dikenal sebagai pribadi yang cerdas, ahli di bidang hukum Islam-Jawa, dan banyak membaca.
Saat Pangeran Diponegoro dilahirkan, Kakek buyutnya yaitu Sultan Hamengku Buwana I (Pangeran Mangkubumi) meramalkan bahwa kelak bayi ini (Pangeran Diponegoro) akan mendatangkan kerusakan yang lebih hebat / lebih besar pada pihak Belanda, lebih besar kerusakannya dibanding dirinya yang telah juga membuat kerusakan bagi Belanda saat dirinya juga berperang melawan Belanda melawan kesewenang-wenangan penjajah Belanda.
Sumber : FB Sultan Nuroziq
Di terbitan oleh محمد جمال الدين اكبر