-->
  • Jelajahi

    Copyright © Harian Wangon | Pelopor Media di Banyumas Barat
    Best Viral Premium Blogger Templates

    ads

    Menu Bawah

    Liana Tasno Bos PSIM Yogyakarta Menarik Perhatian Usai Klubnya Promosi Ke Liga 1

    Adimaki
    Minggu, 23 Februari 2025, 11.47.00 WIB Last Updated 2025-02-23T04:47:22Z

    Liana Tasno Bos PSIM Yogyakarta (Gambar Hasil Tangkapan Tribun Timur Berita Online Makasar)

    HARIANWANGON - YOGYAKARTA, Nama Liana Tasno menarik perhatian setelah PSIM Yogyakara promosi ke Liga 1 musim 2025 / 2026. PSIM akan melawan Bhayangkara FC di final Liga 2.

    Pertandingan rencananya akan digelar di kandang PSIM Yogyakarta, Rabu (26/2/2025).

    PSIM Yogyakarta berhak menjadi tuan rumah karena jumlah poinnya lebih besar ketimbang Bhayangkara FC.

    Kesuksesan PSIM Yogyakarta promosi ke Liga 1 tak lepas peran dari peran Liana Tasno.

    Liana Tasno merupakan perempuan pertama yang menjabat Direktur Utama PSIM Yogyakarta.

    Nama lengkapnya Yuliana Tasno. Ia lahir pada 19 Juli 1983.

    Liana Tasno tercatat sebagau lulusan Universitas Tarumanegera dengan gelar Gelar Magister yang berfokus pada Pemasaran/Pemasaran Strategis.

    Sebelum menjadi Direktur Utama PSIM Yogyakarta, ia sempat menduduki kursi manajer brand dan komunikasi di tubuh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

    Sebelum terjun ke sepakbola, Liana Tasno menggeluti olahraga basket.

    Awal karier di PSIM Yogyakarta, saat ia dipercaya menjabat Plt Dirut pada awal tahun 2023.

    "Di PSIM posisi Direktur Utama lebih tinggi dari CEO. Jadi saya bukan menggantikan Pak Bima. Selain itu keputusan ini diambil melalui kebijakan dari investor dan dewan komisaris," kata Liana.

    Mengampu jabatan Direktur Utama, pekerjaan Liana Tasno di Laskar Mataram meliputi pengembangan bisnis, direct football, keuangan, operasional tim, hingga marketing.

    Ia akan meng-handle sebagian besar pekerjaan manajemen demi memangkas birokrasi yang dinilainya berbelit selama ini.

    "Jadi memang hampir semua. Kalau CEO waktu itu lebih banyak ke direct football dan politik," jelas dia.

    Karena dirinya menjadi perempuan pertama yang berdiri di pucuk pimpinan PSIM Yogyakarta, ia mengatakan bahwa perempuan sebagai manusia kedua di industri sepak bola bagi Liana tidak berlaku.

    "Menurut saya berhadapan dengan laki-laki di pekerjaan ini tak jadi kendala, yang jadi masalah utama adalah kemampuan bekerja, punya kompetensi tidak dalam berpikir, dalam mengimplementasi strategi, menguasai administrasi, atau melakukan negosiasi," kata Liana.

    Artinya, meski pucuk pimpinan dipegang seorang perempuan tapi memiliki kapasitas yang mumpuni bukan suatu masalah, sebaliknya jika pemimpin tersebut laki-laki namun tak kompeten, maka itu adalah masalah besar.

    "Yang penting adalah kemampuan kerjanya, kalau ada kemampuan, perempuan juga pasti bisa, harus punya kemampuan dalam implementasi kerja dan kontribusinya nyata," tanda Liana.***


    Sumber : Tribun Timur Berita Online Makasar
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Pendidikan

    +
    close
    close