HARIANWANGON - RAMADHAN, Data hisab menunjukkan bahwa ketinggian hilal mar’ie +3 derajat 49 menit 45 detik, sedangkan elongasi hilal haqiqi 6 derajat 06 menit 12 detik. Meskipun hilal sudah di atas ufuk dan di atas 3 derajat, tapi hilal masih berada di bawah kriteria imkanur rukyah. Hal ini mengingat elongasi belum mencapai 6,4 derajat.
Adapun ijtimak atau konjungsi terjadi pada Jumat Legi 28 Februari 2025 M pukul 07:45:14 WIB. Sementara letak Matahari terbenam berada pada posisi 7 derajat 55 menit 00 detik selatan titik barat, sedangkan letak hilal berada 6 derajat 00 menit 10 detik selatan titik barat dengan kedudukan hilal 1 derajat 54 menit 50 detik utara Matahari dalam keadaan hilal miring ke utara.
Lama hilal di atas ufuk 19 menit 10 detik. LF PBNU juga merilis data hilal di sejumlah kota lainnya di Indonesia, khususnya ketinggian terkecil dan terbesar. Parameter hilal terkecil terjadi di Kota Merauke Provinsi Papua Selatan dengan tinggi hilal mar’ie +2 derajat 52 menit, elongasi hilal haqiqy 4 derajar 54 menit dan lama hilal di atas ufuk 15 menit 10 detik.
Sementara parameter hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Aceh dengan tinggi hilal mar’ie +4 derajat 25 menit, elongasi hilal haqiqy 6 derajat 28 menit dan lama hilal di atas ufuk 22 menit 55 detik.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga merilis data perhitungan hilal jelang Ramadhan 1446 H dalam Informasi Prakiraan Hilal saat Matahari Terbenam Tanggal 28 Februari 2025 M (Penentu Awal Bulan Ramadan 1446 H).***
Sumber : NU Online