-->
  • Jelajahi

    Copyright © Harian Wangon | Pelopor Media di Banyumas Barat
    Best Viral Premium Blogger Templates

    ads

    Menu Bawah

    Menipisnya Budaya Membaca Disebabkan Beberapa Faktor Ini

    Adimaki
    Kamis, 12 September 2024, 17.16.00 WIB Last Updated 2024-09-12T10:16:38Z

    Sore Hari Ini Saat Darmaji Sedang santai Dan Membaca Buku di Depan Teras 12/9/24. (Foto Dok. Tim Harian Wangon)

    HARIANWANGON - Wangon, Sore hari saat santai salah seorang warga Wangon terlihat sedang membaca buku, sekitar pukul 16.30 wib berada di teras depan rumahnya dengan penuh penghayatan dari isi buku tersebut.

    Sekarang ini kita jarang menjumpai orang yang membaca, baik buku fiksi maupun non fiksi, pemandangan ditepian jalan raya saat berjalan pulang sekolah sambil menenteng buku pun sudah mulai menghilang dari kaca mata masyarakat.

    Kepada Tim Harian Wangon Darmaji menyampaikan banyaknya faktor yang mengakibatkan anak-anak sekolah, remaja maupun dewasa tidak lagi tertarik dengan buku bacaan, suasana yang memberikan kesan panorama klasik dengan mempertontonkan diri di sudut-sudut tempat, dan banyak anak sekolah yang memegang buku sambil membaca semakin terkikis oleh zaman, ujarnya.

    Foto Dok. Tim Harian Wangon

    Perubahan memang harus dilewati dan di lalui, namun budaya satu ini perlu kita lestarikan, justru sebenarnya banyak manfaat saat kita mau membaca buku cetak, karena setiap buku cetak pasti ada nama terang yang jelas, siapa yang membuat, dan dari mana ia mengambil informasi. Hal itu mengajarkan kita jika dalam hal apapun perlu adanya adab, bahkan seorang penulis pun menunjukkan sebuah adab, dengan memberikan catatan kaki di bawah tulisan, ataupun daftar pustaka sebagai rujukan buku yang dibuatnya referensi, tambahnya.

    Ketika Darmaji ditanya terkait faktor penyebab menipisnya budaya membaca dipengaruhi faktor eksternal dan internal.

    Diantaranya adalah :
    1. Faktor ketidaktahuan dan kebiasaan, masyarakat bisa jadi tidak tahu dan belum pernah mendapat informasi atau sosialisasi tentang pentingnya membaca dan manfaatnya.
    2. Ketersediaan buku yang diminati para remaja belum memadai, atau susah dicari.
    3. Hadirnya masa atau era baru (digital) sehingga budaya membaca buku kian luntur.
    4. Tradisi masyarakat Indonesia yang senang bertuturkata bukan pembaca.

    Darmaji juga sangat menyayangkan kondisi sekarang ini dimana perkembangan tehnologi semakin cepat dan berkembang namun kita tidak mengimbangi dengan cara memperbanyak literasi bukun cetaknya, karena jika kita hanya mengandalkan literasi di dunia maya saja tentunya tidak semua ada catatan kaki maupun identitas penulis tersebut, bahkan referensi juga tidak tercantumkan. Bisa jadi yang mencari informasi sebenarnya lebih bisa dibanding yang memberikan informasi lewat artikel tersebut, karena ia pun asal ambil dari artikel lain yang tidak tahu siapa pembuatnya, pungkasnya.***


    Sumber : Darmaji Warga Wangon

    Editor : Adimaki 



    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Pendidikan

    +
    close
    close