-->
  • Jelajahi

    Copyright © Harian Wangon | Pelopor Media di Banyumas Barat
    Best Viral Premium Blogger Templates

    ads

    Menu Bawah

    Rekognisi dan Apresiasi Kesuksesan Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

    Adimaki
    Minggu, 14 Juli 2024, 22.06.00 WIB Last Updated 2024-07-14T15:06:32Z

    Foto Oleh : Harmasnews


    HARIANWANGON - PURWOKERTO, Pelaksanaan Ibadah Haji 2024 telah sukses dilaksanakan. Kepulangan jemaah haji bakal berlangsung hingga 22 Juli 2024. Sejumlah terobosan yang dijalankan Kementerian Agama (Kemenag) juga telah mendapat rekognisi sejumlah pihak.

    Begitupun layanan prima jemaah haji ramah lansia, disabilitas dan jemaah risiko tinggi (risti), patut mendapat apresiasi. Penyelenggaraan ibadah haji dengan kuota terbanyak sepanjang sejarah Ibadah Haji di Indonesia, tentu tak mudah.

    Tahun ini ada 241.000 jamaah Indonesia berangkat menuju Makkah al Mukarramah untuk melaksanakan Ibadah Haji. Jumlah ini terdiri dari 221.000 jemaah dengan Kuota Haji Tahun 2024. Ditambah sebanyak 20.000 jemaah dengan skema kuota tambahan.

    Kuota tambahan ini terdiri dari 10.000 jemaah haji reguler dan 10.000 jemaah haji khusus. Dari jumlah jemaah haji yang berangkat, sekitar 45.678 jemaah berusia di atas 65 tahun atau 21,41 persen. Kemenag juga menginisiasi sejumlah program ramah lansia sejak dalam negeri.

    Sebagai contoh, adanya program bimbingan manasik dengan mengedepankan rukhshah (keringanan), pengkloteran dengan memprioritaskan lansia menempati kursi bisnis, seremoni yang singkat maksimal 30 menit dan dua sambutan.

    Beberapa terobosan juga dilakukan, termasuk menekan jumlah jemaah yang tidak bisa berangkat, hanya 45 orang. Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, menyebut hal ini  sebagai prestasi prestasi luar biasa.

    Sebagai ibadah yang bersifat fisik dan massal, haji memiliki tingkat resiko yang begitu kompleks baik terkait dengan Kesehatan Jemaah maupun terkait kesempurnaan nilai ibadah haji. Berbagai ijtihad kebijakan pelaksanaan ibadah haji yang humanis dan berorientasi pada kemaslahatan jemaah menjadi fokus Kemenag.

    Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdalla juga menilai Kemenag RI sudah berupaya menyelenggarakan Haji 2024 dengan maksimal. Pemerintah Arab Saudi juga sudah mengupayakan sebaik mungkin penyelenggaraan haji.

    Pandangan yang sama disampaikan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. Dia menilai penyelenggaraan ibadah haji tahun ini lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Meskipun ada kritik, itu sah-sah saja sebagai bagian dari upaya perbaikan tahun depan.

    Dua pandangan tokoh dua Ormas Islam itu menggambarkan adanya rekognisi dan apresiasi kinerja Kemenag RI terkait penyelenggaraan ibadah haji tahun 2024 dinilai sukses. Penambahan kuota haji menunjukkan kemampuan diplomasi penyelenggara ibadah haji dengan Pemerintah Arab Saudi.

    Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas telah membuat berbagai kebijakan guna merespon berbagai kebutuhan dan problematika kondisi perhajian Indonesia. Seperti memfasilitasi kursi roda jemaah lansia dan difabel sebagai bagian memberi layanan prima kepada Jemaah.

    Selain itu, membangun fasilitas umum yang representatif, dan menyediakan layanan kesehatan. Sebagai fasilitator jemaah haji, terdapat perekrutan secara khusus petugas haji lansia dan seluruh petugas haji mendapatkan pembekalan pelayanan para lansia.

    Kemenag juga merelokasi jamaah haji dari lokasi Mina jadid ke wilayah Muashim. Hal ini sebagai upaya pelayanan prima, agar para jemaah haji tidak terlalu jauh saat melaksanakan ibadah jamarat sekaligus menambah kenyamanan jemaah dalam melaksanakan ibadah haji.

    Tak hanya itu, Kemenag juga telah memberlakukan pelayanan skema Murur, dalam Bahasa Arab berarti lewat di Muzdalifah. Melalui skema ini, jemaah melaksankan mabit dengan cukup hanya melintas di Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan.

    Melalui kebijakan ini, pelaksanaan mabit di Muzdalifah yang biasanya memakan waktu lama berjam-jam karena antrian bus masuk dan parkir untuk membawa jemaah haji dari Muzdalifah ke Mina dapat diantisipasi. Kebijakan ini sangat berorientasi pada kemaslahatan jemaah.

    Dengan model ini, para jemaah haji, khususnya lansia dan difabel, menjadi lebih nyaman dan efektif dalam beribadah haji. Dengan skema Murur ini dapat mengoptimalkan sekaligus mempercepat perpindahan jemaah dari Muzdalifah ke Mina.

    Dalam konteks hukum Islam, kebijakan ini sejalan dengan prisip Dar’u al- Mafasid Muqaddamun ala Jalb al- Mashalih. Skema Murur sebagai kebijakan pertama Kemenag di tahun ini, merupakan suatu ijtihad progresif yang tidak hanya ramah terhadap lansia.

    Ini juga merepresentasikan kebijakan yang berorientasi pada kemaslahatan dan berdimensi humanistic. Dengan upaya optimalisasi dan nyamannya penyelenggaraan ibadah haji, Murur telah menjadi kebijakan yang berorientasi menjaga kemaslahatan agama (hifdz ad-din).

    Ini sekaligus  menjaga jiwa (hifdz an-nafs) para jemaah haji dalam situasi kepadatan dan terbatasnya area mabit di Muzdalifah. Upaya Kemenag dalam memberikan pelayanan haji yang ramah dan optimal dalam penyelenggaran ibadah haji tahun ini perlu diapresiasi dengan baik.

    Efektivitas mobilisasi jemaah dari Muzdalifah ke Mina merupakan tonggak penting dalam inovasi pelayanan keagamaan. Upaya dan ikhtiar Kemenag dalam mewujudkan pelayanan penyelenggaraan ibadah haji telah mendapat rekognisi dan apresiasi.

    Ini merupakan buah kesuksesan penyelenggaraan Ibadah Haji 2024. Pada setiap kesuksesan pasti terselip catatan kecil kekurangan sebagai sunnatullah kenisbian manusia.

    Oleh karena itu berbagai catatan masukan para pihak terkait pelaksanaan ibadah haji menjadi bahan refleksi dan evaluasi  untuk perbaikan penyelenggaraan ibadah haji tahun depan. ***


    Dilansir dari : Harmasnews/Cokro

    Editor : Adimaki
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Pendidikan

    +
    close
    close