-->
  • Jelajahi

    Copyright © Harian Wangon | Pelopor Media di Banyumas Barat
    Best Viral Premium Blogger Templates

    ads

    Menu Bawah

    Berbaur Bersama Masyarakat Somawangi, Mahasiswa KKN UIN Saizu Jaga Warisan Budaya Lewat Tradisi Suro

    Adimaki
    Senin, 15 Juli 2024, 14.13.00 WIB Last Updated 2024-07-15T07:13:24Z

    Mahasiswa UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto berbaur dengan masyarakat dalam tradiri Suro di Desa Somawangi, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara. (Foto : Dok UIN Saizu)



    HARIANWANGON - PURWOKERTO UINSAIZU, Kegiatan tradisi di Bulan Suro masih terus dilestarikan masyarakat di sekitar kita. Tradisi tahunan ini merupakan warisan leluhur, sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada pendahulu, serta mempererat kerukunan dan gotong royong antar warga.

    Sejumlah mahasiswa UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto pun tak canggung untuk berbaur dengan masyarakat dalam tradiri Suro ini. Seperti yang terlaksana di Desa Somawangi, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Jumat, 12 Juli 2024 lalu.

    Bertepatan dengan Jumat Kliwon Bulan Suro, para mahasiswa yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) Regular Angkatan 54, turut serta dalam rangkaian kegiatan suroan ini. Hal ini sebagai wujud kepedulian terhadap pelestarian kebudayaan lokal.

    Mahasiswa UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto berbaur dengan masyarakat dalam tradiri Suro di Desa Somawangi, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara. (Foto : Dok UIN Saizu)

    Acara berlangsung di Petilasan Ki Rampak Baya Wareng atau dikenal dengan Petilasan Santri Landep. Acara dihadiri Camat Mandiraja, Kades Somawangi dan Perangkat Desa, Kades Simbang, Juru Kunci Pertapan, tokoh masyarakat, mahasiswa KKN UIN Purwokerto, dan seluruh warga Dusun Kalipacet.

    Para warga masyarakat sekitar, berbondong-bondong membawa tumpeng, duduk bersama, kemudian berdoa bersama di Petilasan Eyang Rumpak Baya Wareng. Perlu diketahui, Rampak Baya Wareng sendiri merupakan pendiri Desa Somawangi pada zaman Mataram. 

    "Tradisi Suro ini merupakan warisan leluhur, sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur, serta mempererat kerukunan dan gotong royong antarwarga," ungkap Dimas Indianto S yang merupakan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Desa Somawangi dalam keterangannya, Senin (15/7/2024).

    Para mahasiswa KKN UIN Saizu memang harus selalu membaur dengan masyarakat dan peduli terhadap kebudayaan lokal. Adanya tradisi Sura ini harus dikenalkan kepada generasi muda. Karena banyak pelajaran penting yang bisa diambil dari peninggalan leluhur.

    "Acara seperti ini juga napak tilas para pepunden desa yang juga masih mempunyai hubungan dengan Mataram Islam," terang Dosen UIN Saizu Purwokerto yang juga merupakan Abdidalem Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tersebut.

    Dalam kesempatan itu, Camat Mandiraja, Anang Sutanto menyampaikan tradisi Suro ini harus dilestarikan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat terhadap leluhur dan budaya leluhur. Dia juga mendorong agar acara ini ditingkatkan dan dikembangkan karena memiliki nilai budaya yang tinggi dan mulai punah.

    "Tidak semua desa dan kecamatan memiliki acara-acara ritual seperti ini. Yang jelas ini wujud syukur dan untuk bergotong royong," ujar Anang. Hal itu juga diamini Radin, selaku Juru Kunci Petilasan Santri Landep Desa Somawangi, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara.

    Dia menjelaskan, tradisi Suro di Dusun Kalipacet ini merupakan agenda rutin setiap Bulan Suro. Tempat ini dipilih karena dulunya menjadi lokasi seorang sepuh dari Solo yang bertapa di ujung sebilah keris. "Beliau berkata suatu saat di rejaning jaman tempat ini di namai 'santri landep'," ujarnya.


    Sumber : Cokro

    Editor : Adimaki



    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Pendidikan

    +
    close
    close