Dialog bersama Dinas Pendidikan Banyumas (tengah), Bapedalitbang Banyumas (kanan), Lurah Kober (kiri) di RRI Purwokerto, Selasa (5/3/2024) (Foto: Dok. RRI/Vinta) |
HARIANWANGON - Banyumas, Permasalahan Anak Tidak Sekolah (ATS) di kabupaten Banyumas, nyatanya difaktori oleh banyak penyebab. Seperti mengenai pendapat masyarakat yang menganggap pendidikan itu tidak penting, hingga anak yang sudah malas belajar.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappedalitbang Kabupaten Banyumas, Juniman Soetopogiri. Ia mengatakan masih banyak anak, dan orangtua yang mengatakan pendidikan tidak terlalu penting untuk masa depan.
"Dari sekian penyebab ATS, paling sering orang tua, dan anak menganggap pendidikan tidak penting," katanya saat diwawancarai RRI, Selasa (5/3/2024).
Tidak hanya itu, masih banyak kendala lain yang menjadikan anak memiliki sikap malas belajar. Contohnya kendala biaya, fasilitas pendidikan yang jauh, pengaruh lingkungan, sudah membantu orangtua bekerja.
Hingga ada faktor di mana anak tersebut merupakan korban bullying, anak disabiltas, hingga anak yang kurang perhatian orang tua. Jadi, menurut Juniman kerika anak sudash malas belajar akan susah untuk didekati secara personal.
"Jadi ketika anak sudah malas, dan kita usaha dekati akan tetap malas bersekolah. Jadi itu yang menjadi kendala-kendalanya," kata Juniman, mejelaskan.
Oleh karena itu, untuk mengurangi jumlah permasalahan ATS, tentunya Bapedalitbang selaku sektor oerencana melakukan cek and ricek. Yakni, terkait permasalahan, dan penyebab ATS di Banyumas.
"Sebagai komitmennya Kabupaten Banyumas melakukan berbagai program untuk penanganan ATS. Salah satunya melalui program Mayuh Sekolah Maning dan pendampingan lainnya," katanya.
"Intinya Pemerintah memberikan anggaran untuk meningkatkan mutu pendidikan. Baik dalam segi kurikulum maupun hal lainnya," ujarnya, menambahkan.***
Sumber : rri.co.id