-->
  • Jelajahi

    Copyright © Harian Wangon | Pelopor Media di Banyumas Barat
    Best Viral Premium Blogger Templates

    ads

    Menu Bawah

    Kadin Pendidikan dan Kebudayaan Purbalingga, Tuntut Inovasi Hingga Tantang Para Guru Bahasa Jawa

    Adimaki
    Rabu, 13 Maret 2024, 12.27.00 WIB Last Updated 2024-03-13T05:29:03Z

     

    Kadin Pendidikan dan Kebudayaan Bersama Peserta Bimtek (Guru Bahasa Jawa) Beberapa Waktu Yang Lalu. (foto Dok. purbalinggakab.go.id)


    HARIANWANGON - PURBALINGGA, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga Tri Gunawan Setyadi SH MH menantang guru Bahasa Jawa SMP di Purbalingga, untuk berani membuka “Kelas Jawa” sebagai program unggulan. Ini sebagai terobosan, agar ada inovasi dalam pembelajaran Bahasa Jawa, sehingga Bahasa Jawa tetap lestari, dan keberadaan “Kelas Jawa” menjadi bagian dari upaya membangun karakter peserta didik.

    “Saya menantang guru Bahasa Jawa SMP ini. Ayo, dari 77 SMP di Purbalingga, ada satu sekolah yang berani membuka Kelas Jawa, tentunya kelas Bahasa Jawa Banyumasan. Siapa guru Bahasa Jawa yang berani?. Ini PR yang harus segera dijawab,” tantang Tri Gunawan Setyadi saat membuka Bimbingan Teknis Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Jawa SMP. Peserta Bimtek Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Jawa SMP se Purbalingga.

    Kegiatan diselenggarakan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jawa SMP Kabupaten Purbalingga, di Hall Gendurasa Taman Wisata Pendidikan Purbasari Pancuranmas, Kamis (7/3/2024).

    Bimtek diikuti 80 guru Bahasa Jawa SMP se Purbalingga, akan berlangsung hingga Sabtu (9/3/2024). Sementara hadir dalam pembukaan itu, Bina Damping MGMP Bahasa Jawa SMP Purbalingga Drs Budi Riyanto, Ketua MGMP Bahasa Jawa SMP Arif Restiyadi, S.Pd, dan Kepala Balai Bahasa Jateng Dr Syarifuddin.

    Tri Gunawan mengemukakan, Dindikbud Purbalingga sedang mengembangkan One School One Innovation atau satu sekolah satu inovasi.

    “Jangan hanya kelas olahraga saja yang ada,” ujar Tri Gunawan.

    Tri Gunawan berharap, selain ada kelas olahraga, juga juga ada satu sekolah yang berani membuka inovasi dengan membuka Kelas Jawa. Dimulai di Kelas 7, kemudian 8 dan 9. Di kelas jawa ini, setiap guru yang masuk kelas dan mengajar, menggunakan Bahasa Jawa , dan anak-anak dalam berinteraksi juga menggunakan Bahasa Jawa. Kedepankan penggunaan Bahasa Jawa dialek Banyumasan dengan baik dan santun.

    “Jangan sampai orang Banyumas ilang Banyumasane,” ujar Tri Gunawan.

    Jika ada sekolah yang berani membuka kelas Jawa, Tri Gunawan meminta Bupati Purbalingga untuk meresmikan keberadaan Kelas Jawa di sekolah itu.

    “Kepala sekolah dan guru Bahasa jawa, jangan takut membuka Kelas Jawa. Ini inovasi yang bagus, sebagai upaya melestarikan Bahasa Jawa. Kita tidak merasakan manfaatnya sekarang, tapi saya yakin kedepannya akan berdampak baik dalam upaya membangun karakter peserta didik dan pelestarian Bahasa Jawa,” ujar Tri Gunawan.

    Keberadaan Kelas Jawa, lanjut Tri Gunawan, harus konsisten dan berjenjang dimulai sejak pendidikan usia dini. Dicontohkan, saat ini ada PAUD/TK Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol yang sudah membuka Kelas Jawa. Dengan guru yang ada 3 orang, setiap hari anak-anak dibiasakan berbahasa Jawa dengan baik, termasuk dalam proses pembelajaran atau saat guru mengajar.

    “Ini sangat bagus, dan harus diteruskan saat anak-anak masuk jenjang SD, SMP dan seterusnya. Saya salut dan bangga adanya kelas Jawa di PAUD/TK itu,” ujar Tri Gunawan

    Tri Gunawan mengakui,penggunaan Bahasa Jawa kini makin terkikis. Hal ini ditunjukkan anak-anak mulai kehilangan unggah-ungguh dalam berkomunikasi dengan orang tua.

    “Ini tantangan bagi guru Bahasa Jawa juga, agar bisa menanamkan unggah-ungguh dengan baik kepada peserta didik,” ujar Tri Gunawan.

    Angkat 300 GTT

    Terkait kekurangan guru, termasuk guru Bahasa Jawa, Tri Gunawan mengemukakan, tahun 2024 ini akan mengangkat 300 Guru Tidak Tetap (GTT) menjadi guru berstatus P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).

    Dijelaskan Tri Gunawan, sebenarnya saat ini ada 691 GTT. Namun setelah dilakukan seleksi yang memenuhi syarat untuk diangkat menjadi PTT, ada 580 guru. Dari 580 GTT itu, karena keterbatasan kemampuan keuangan APBD Purbalingga, baru 300 yang pada tahun 2024 diusulkan untuk diangkat sebagai P3K. Selebihnya, akan diusulkan untuk tahun depan. Selama ini, penggajian P3K dibebankan kepada anggaran APBD Purbalingga.

    Pengangkatan P3K baru ini, termasuk guru Bahasa Jawa, diharapkan bisa mengatasi kekurangan guru di Purbalingga. (Hr./Kominfo).***


    Sumber : purbalinggakab.go.id

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Pendidikan

    +
    close
    close