Anda Orang Anti Kritik? Tanda Hati Anda Sedang Sakit. (Ilustrasi: freepik)
HARIANWANGON - Lumrah bagi setiap insan manusia, termasuk kita, senang dan
berharap atas sebuah pujian. Tidak jarang untuk sebuah pujian yang tak
seberapa, kita siap memberikan effort yang paripurna. Kita masih terjebak dalam
mindset yang kolot bahwa manusia terhormat dan mulia adalah dia yang semua
pandangan manusia tertuju pada dirinya.
Kita
berlomba-lomba memburu kesempurnaan dalam pandangan manusia hingga lupa bahwa,
tanda Allah SWT masih menghendaki kebaikan pada seorang manusia, Allah SWT akan
menunjukkan padanya berbagai kekurangan dirinya, sehingga ia sadar untuk
memperbaikinya. Hal ini selaras dengan perkataan Imam Nawawi dalam kitab
Nashoihul ‘Ibad.
اِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا
فَقَّهَهُ فِي الدِّيْنِ وَ زَهَّدَهُ فِي
الدُّنْيَا وَ بَصَّرَهُ بِعُيُوْبِ
نَفْسِهِ
“Apabila Allah menginginkan kebaikan pada
seorang manusia, Ia akan memberikannya kefahaman agama, memberikan sifat zuhud
di hatinya, dan menampakkan kekurangan-kekurangan dirinya”
Mengapa kira malu dan benci kekurangan kita ditampakkan oleh Allah? Tidak lain dan bukan karena hati kita tengah sakit. Kita akan marah, sibuk dengan berbagai klarifikasi naif terhadap kekurangan kita yang tampak dihadapan manusia.
Kita akan sibuk menanggapi berbagai cuitan
negatif akan diri kita sehingga kita lupa mengupgrade potensi dan nilai positif
kita. Dan hati akan terjangkit sebuah penyakit, jika cinta kita kepada Allah
sudah bukan menjadi hal yang utama.
... فَمَنْ عِنْدَهُ شَيْءٌ أَحَبَ إِلَيْهِ مِنَ اللهِ فَقَلْبُهُ
مَرِيْضٌ كَمَا أَنَ كُلَ مَعْدَةٍ صَارَ الطِيْنُ أَحَبَ إِلَيْهَا مِنَ
الخُبْزِوَالمَاءِ أَوْ سَقَطَتْ شَهْوَتُهَا عَنِ الخُبْزِ وَالمَاءِ فَهِيَ
مَرِيْضَةٌ...
“... Maka siapapun yang
memiliki sesuatu yang lebih dia cintai di hatinya melebihi Allah subhanahu wa
ta’ala, menunjukkan akan sakitnya hati orang tersebut. Sebagaimana setiap perut
apabila lebih menyenangi lumpur daripada roti dan air, atau sudah tidak merasa
nikmat dengan roti dan air menunjukkan bahwa perut tersebut sedang sakit...”
Kondisi hati yang tengah sakit, seyogyanya segera
kita bawa kepada dokter untuk menyembuhkan rasa sakitnya. Imam Ghazali
menjelaskan jika hati kita tengah sakit, maka segeralah datang kepada para
Ulama. Karena merekalah para dokter hati yang sebenarnya.
... فَإِنَ
الأَطْبَاءَ هُمُ العُلَمَاءُ ...
“....
Sesungguhnya dokter-dokter yang dimaksud (guna menyembuhkan penyakit hati)
adalah para Ulama...”
Silaturrahmi, meminta nasehat, memohon do’a kepada para Ulama akan membantu mengembalikan kondisi hati kita yang sakit. Nasehat mereka menjadi resep obat hati kita. Namun jika Ulama telah memberikan resepnya, sangatlah baik kita segera membeli obatnya dan meminumnya sesuai dosis yang disarankan.
Maknanya saran para Ulama haruslah segera kita amalkan sesuai dosis yang tepat bagi kita. Semoga kita menjadi manusia-manusia yang sehat baik jasmani maupun ruhani kita.
Sumber: Ahmad Mundzir (Widara Payung, Senin, 22 januari 2024)
Editor: Agus Triono