Tim Halal Center Unsoed Purwokerto Hingga saat Ini Sudah 10.000 Produk Yang Dilakukan Sertifikasi Halal. (Foto Dok. Erlina/Humas Unsoed) |
HARIANWANGON - Banyumas, Halal Center Unsoed memulai kiprahnya pada tahun 2020 dengan dilakukannya penandatanganan MOU sekaligus PKS dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).Selainitu Halal Center juga aktif melakukan sosialisasi program melalui webinar dan pendampingan pada pelaku usaha yang ada di wilayah barlingmascakeb.
Halal Center Unsoed juga menyelenggarakan Layanan pemberian informasi dan diseminasi tentang halal serta kurikulum halal, dan terlibat dalam kegiatan KKN yang mendorong program sertfikasi halal bagi UMKM, memberikan bantuan terhadap sertifikasi halal jalur reguler dan melalui self declare serta melakukan pelatihan-pelatihan tentang sistem manajemen halal.
Dalam pertemuan di Kelurahan Bancar Kembar, Senin, 26 Februari 2023, seusai melakukan sosialisasi tentang sertifikasi halal kepada Tim Penggerak PKK setempat, Prof. Poppy Arsil, STP, MT, PhD selaku Ketua Halal Center Unsoed menjelaskan tentang tenaga pendamping dan kepakaran yang dimiliki Halal Center.
“Kami sudah mempunyai 400 pendamping proses produk halal yang sudah bersertrifikat dan terdaftar di BPJPH. Kepakaran yang ada di halal centerter diri dari 7 auditor halal bersertifikat bnsp dari jurusan kimia dan ilmu pangan dan juga ada penyelia halal bersertifikat bnsp, kepakaran ekonomi syariah dari lab halal FEB. Kepakaran tadi juga didukung oleh Prof.Aeni yang menggali tentang food ingredient yang biasanya menggunakan bahan baku non halal dengan bahan baku halal dan saya sendiri untuk kepakaran dalam bidang manajemen pangan,“ terangPopy.
Program pertama yang erat kaitannnya dengan halal center, pemerintah membagi kategori pangan menjadi dua yaitu high risk atau jalur reguler dan lowrisk yang bisa ditempuh dengan jalur self declare. Pemerintah juga menjaring kerjasama dengan universitas dan organisasi kemasyarakatan yang berbasis Islam untuk menjadi lembaga pendamping proses produk halal (LP3H) dalam membantu sertifikasi halal self declare.
Menurutnya, yang menjadi pembeda dalam pengurusan sertifikasi halal adalah jalur reguler (berbayar) untuk produk beresiko tinggi terutama yang berbasis daging - dagingan atau industri besar yang menggunakan peralatan yang modern dengan proses yang kompleks. Sedangkan Self declare diperuntukkan untuk produk yang low risk umumnya tidak menggunakan bahan baku ayam walaupun nanti ada di kategori kedai boleh sedikit yang daging ayamnya sudah bersertifikasi halal.
Kemudian untuk industri mikro dan menggunakan peralatan - peralatan yang sederhana dengan omset yang terbatas untuk mendorong para pelaku usaha mikro supaya bisa mendapat sertifikat halal dan ini adalah yang gratis, gratis pendampingan, verifikasi, validasi kepada pelaku usaha dan pendamping akan dihonori oleh BPJPH.
“Halal Center Unsoed telah membantu kurang lebih 10.000 sertifikasi halal self declare. Sedangkan untuk jalur reguler (berbayar) kami sudah memberikan konsulltasi bagi 10 orang pengusaha industri menengah yang mengajukan sertifikasi halal,” pungkasnya.
Saatini Halal Center Unsoed sedang mempersiapkan dokumen-dokumen untuk bisa terdaftar sebagai Lembaga pelatihan penyelia halal yang terdaftar di BPJPH.
Halal Center Unsoed juga membuka lebar peluang bagi mahasiswa yang ingin berkiprah di bidang halal center ini dengan memberikan kesempatan untuk menjadi pendamping sertifikasi halal dan mendapatkan nomor registrasi dari BPJH pembekalan berupa pelatihan, mendapatkan nomor denganbiaya gratis.
Terakhir Prof Poppy menjelaskan mengenai rencana program halal center untuk tahun mendatang.“Kami bermaksud untuk mengembangkan halal eco system di Unsoed bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Indonesia untuk mensertifikasi semua kantin halal yang ada di Unsoed sehingga tercipta eco sistem halal kantin dan juga kami ingin mengembangkan lembaga penyelia halal di Unsoed,” pungkas Poppy.***
Sumber : Erlina/Humas Unsoed
Editor : Also