HARIANWANGON - Sehari sebelum Israel menyerang RS Al Shifa, pemimpin senior Hamas Osama Hamdan meminta PBB dan organisasi-organisasi internasional untuk membentuk komite yang memeriksa langsung rumah sakit-rumah sakit yang diklaim Israel menjadi pusat operasi mereka.
Berbicara di Beirut, Lebanon, Hamdan mengatakan, “Seperti yang telah kami sampaikan satu minggu lalu, kami meminta PBB dan organisasi-organisasi internasional untuk membentuk komite internasional guna memeriksa rumah sakit-rumah sakit itu dan membuat keputusan tentang kebohongan penjajah (Israel.red). Kami tahu bahwa mereka berbohong, dan kami tahu bahwa mereka akan terus berbohong dan berbohong untuk membenarkan kejahatan mereka terhadap fasilitas-fasilitas medis itu."
Hamas telah dicap sebagai organisasi teroris oleh Barat dan Israel. Hamas menolak mengakui negara Israel dan menentang perjanjian perdamaian sementara Oslo yang dirundingkan Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina PLO pada pertengahan tahun 1990-an.
Hamas memenangkan pemilu parlemen Palestina tahun 2006 dan menguasai penuh Gaza pada tahun 2007 setelah mengusir pasukan yang setia kepada saingan politiknya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang diakui masyarakat internasional.
Kota Gaza merupakan wilayah perkotaan terbesar di Gaza, dan telah menjadi fokus utama Israel untuk menghancurkan Hamas pasca serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober lalu yang menewaskan sedikitnya 1.200 warga, terutama warga sipil.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikelola Hamas, mengatakan hingga hari ke-41 sejak berkecamuknya perang Israel-Hamas, sedikitnya 12.000 orang tewas dalam serangan balasan Israel. Dua per tiga korban tewas ini adalah perempuan dan anak-anak. Jumlah ini belum termasuk 2.700 orang yang dilaporkan hilang, diduga berada di puing-puing reruntuhan bangunan yang diserang Israel.
Sumber: VOA Indonesia