HARIANWANGON - Pendidikan menjadi hal penting buat masyarakat maupun suatu Bangsa, dimana masyarakat yang terdidik tentu akan lebih matang dalam menghadapi persoalan yang muncul.
Tentunya tujuan pendidikan diantaranya "mencetak sumber daya manusia yang unggul".
Pagi hari ini Jumat, 13 Oktober 2023 melansir dari artikel kemendikbud dalam proses mencetak sumber daya manusia tentunya diperlukan tindakan yang strategis, salah satunya dengan peningkatan pendidikan karakter dan pengamalan Pancasila secara terus menerus.
Contoh nilai pendidikan karakter yang harus dipupuk adalah keteladanan, moralitas, perilaku, dan kebhinekaan.
Hal ini tentu selaras dengan UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan bahwa guru harus dapat melaksanakan pembelajaran yang mengarahkan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan lain yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan bangsa.
Hakekat utamanya pendidikan karakter adalah menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik (habituation) pada peserta didik sehingga peserta didik dapat bertindak dan bersikap berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya.
Tentu penanaman pembiasaan berperilaku baik kudu dilakukan secara terus menerus atau konsisten, sehingga membentuk pribadi anak cenderung melakukan aktifitas baik disetiap harinya, maka nilai karakter baiknya mulai tampak pada anak (peserta didik).
Selain peserta didik yang diberikan pembiasaan baik tentu sebelumnya perlu ada i'tikad dari para mentor atau pendidik itu sendiri untuk menunjukkan aktifitas-aktifitas baiknya disetiap hari saat berada di hadapan anak (siswa).
Tak luput orang nomer satu di Indonesia Presiden Joko Widodo juga menggagas GNRM atau Gerakan Nasional Revolusi Mental yang menjadi dasar lahirnya Perpres nomer 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter.
"Nilai utama pendidikan karakter di dalamnya adalah integritas, religiusitas, nasionalisme, kemandirian, serta gotong-royong".***
Editor : Moch. Ali Sobirin