![]() |
Foto Berliana Bersama Siswanya Saat Pembelajaran Yang Interaktif dan Empirik. (Foto Dilansir dari FB Tanoto Foundation) |
HARIANWANGON - Perubahan cara pikir adalah salah satu benefit paling dirasakan Berliana Saragih selepas jadi fasilitator daerah (Fasda) banyak paradigma tentang jadi guru pelan-pelan mulai berubah. Seperti cara mengajar yang selama ini cuma satu arah, atau metode-metode pembelajaran yang belum interaktif dengan murid.
Ia juga jadi sadar kalau urusan pendidikan adalah kolaborasi banyak pihak. Misalnya, saat ingin meningkatkan minat baca di sekolahnya, Berliana berkolaborasi dengan guru lain dan kepala sekolah untuk menyiapkan satu sudut di lapangan sekolah sebagai tempat membaca. Program itu lalu dihadirkan dengan nama Jumat Baca Bersama, yang diikuti dengan lomba-lomba literasi yang bisa diikuti siswa.
Tak cuma sekadar bikin program dan sudut membacanya, mereka juga mencoba merangsang minat para siswa dengan menghadirkan kompetisi Duta Baca. Murid yang terpilih lalu diharapkan bisa menginspirasi teman-teman lainnya untuk semangat membaca. Mereka juga menerima sumbangan buku bekas untuk menambah koleksi bacaan di kelas-kelas.
“Semenjak ada gubuk baca itu, orang tua siswa yang suka menunggu anaknya juga biasa duduk-duduk di situ. Sambil menunggu anak untuk dijemput, mereka membaca di sana,” kata Berliana. Ia bersyukur, salah satu upaya meningkatkan literasi itu kini jadi hobi baru banyak orang, tak cuma murid-murid yang bersekolah di sana, tapi juga komunitas sekitar sekolah mereka.***
Sumber : FB Tanoto Foundation