Kisah Menyentuh Hati Seorang Pedagang Kurma Masuk Surga Karena Menolong Anak Yatim. Foto : Freepik |
Harian Wangon melansir dari NU Online dijelaskan bahwa ketika hari Asyura (hari kesepuluh bulan Muharram) datang, ia pergi ke masjid Amr bin Ash untuk menunaikan shalat Shubuh berjamaah di sana. Kebiasaan yang ada di masjid tersebut adalah tidak memperkenankan wanita untuk memasuki masjid di hari-hari biasa selain pada hari Asyura, dengan tujuan untuk berdoa bersama-sama di dalamnya.
Di masjid itu, Athiyah bin Khalaf berdoa kepada Allah bersama orang-orang yang hadir saat itu. Namun, di tengah-tengah munajat itu, datanglah seorang wanita bersama anak-anak kecil yang menghampirinya. Di saat itu, si wanita kemudian berkata kepada Athiyah:
يَا سَيِّدِيْ: سَأَلْتُكَ بِاللهِ إِلاَّ مَا فَرَّجْتَ عَنِّي وَآثَرْتَنِيْ بِشَيْءٍ أَسْتَعِيْنُ بِهَ عَلىَ قُوْتِ هَذِهِ الْأَطْفَالِ، فَقَدْ مَاتَ أَبُوْهُمْ وَمَا تَرَكَ لَهُمْ شَيْئاً وَأَنَا شَرِيْفَةٌ، وَلاَ أَعْرِفُ أَحَداً أَقْصِدُهُ، وَمَا خَرَجْتُ فِي هَذَا الْيَوْمِ إِلاَّ عَنْ ضَرُوْرَةٍ أَحْوَجَتْنِي إِلَى بَذْلِ وَجْهِيْ، وَلَيْسِ لِيْ عَادَةً بِذَلِكَ
Artinya, “Wahai tuan, aku meminta kepadamu, demi Allah, semoga engkau bisa meringankan kesulitanku dan sudi memberi sesuatu yang aku gunakan untuk bisa memenuhi kebutuhan makan-makan anak-anak ini. Sungguh, ayah mereka telah meninggal. Dia tidak meninggalkan sesuatu apa pun untuk mereka. Aku adalah syarifah. Aku tidak tahu siapa yang akan aku tuju. Aku tidak pernah keluar kecuali hari ini, itu pun karena darurat yang menjadikanku hajat untuk mengorbankan diriku. Dan itu juga bukan merupakan kebiasaanku.”
Mendengar keluh kesah dari syarifah tersebut, dalam hatinya ia berkata, “Aku tidak mempunyai apa-apa kecuali baju yang aku pakai ini. Jika aku lepas, maka tubuhku akan terbuka dan auratku akan terlihat. Namun jika wanita ini aku tolak, lantas alasan apakah yang akan aku sampaikan kepada Rasulullah saw kelak?” Lantas, Athiyah berkata kepada wanita tersebut:
فَقَالَ لَهَا: اِذْهَبِيْ مَعِيْ حَتَّى أُعْطِيَكَ شَيْئاً
Artinya, “Athiyah berkata kepada wanita tersebut: Mari pergi (ke rumah) bersamaku. Aku akan memberimu sesuatu.”
Kemudian wanita itu pergi mengikuti Athiyah menuju rumahnya. Lalu sesampainya di rumah, Athiyah menempatkannya di depan rumahnya, sementara dirinya masuk untuk melepas bajunya. Ia menggunakan sarung lusuh yang ia punya. Selanjutnya ia memberikan baju yang ia lepas tadi kepada wanita tersebut dari samping pintunya. Kemudian wanita itu berkata kepadanya:
أَلْبَسَكَ اللهُ مِنْ حُلَلِ الْجَنَّةِ وَلَا أَحْوَجَكَ فِي بَاقِي عُمْرِكَ إِلَى أَحَدٍ
Artinya, “Semoga Allah memberikan pakaian-pakaian surga kepadamu, sehingga engkau tidak butuh kepada orang lain selama hidupmu,”
Mendengar doa dari wanita syarifah tersebut, Athiyah merasa sangat bahagia dan senang. Ia pun mempersilahkan wanita tersebut untuk pulang, kemudian ia masuk ke dalam rumahnya. Di dalam rumahnya ia berdzikir kepada Alah swt hingga larut malam, kemudian ia tidur.
Di saat Athiyah tidur, ia bermimpi melihat bidadari yang belum pernah ia lihat wanita yang lebih cantik darinya. Di tangan bidadari itu ada apel yang baunya mengharumkan langit dan bumi. Buah apel itu dibelah kemudian diberikan kepada Athiyah, dari belahan apel itulah keluar pakaian surga yang tidak sebanding dengan dunia dan seisinya. Kemudian pakaian itu dikenakannya pada Athiyah, lalu bidadari itu duduk di pangkuannya. Lantas, ia bertanya kepada bidadari tersebut: “Siapakah kamu ini?”
“Aku adalah Asyura, istrimu di surga.” Jawab wanita tersebut. “Dengan amal apakah aku memperoleh kemuliaan ini?” Tanya Athiyah kepadanya. Kemudian ia menjawab: “Dengan seorang janda miskin dan anak-anak yatim yang kemarin engkau berbuat baik kepadanya.”
Di saat itulah kemudian Athiyah bin Khalaf terbangun dari tidurnya dan bau rumahnya sudah sangat harum. Ia sangat senang dan bahagia atas mimpi tersebut. Kemudian ia wudhu dan shalat dua rakaat sebagai bentuk syukur kepada Allah swt. Setelah selesai melakukan shalat sunnah, ia kemudian berdoa kepada Allah:
إِلَهِيْ إِنْ كَانَ مَنَامِيْ حَقًّا، وَهَذِهِ زَوْجَتِيْ فِي الْجَنَّةِ فَاقْبِضْنِيْ إِلَيْكَ. فَمَا اسْتَتَمَّ الْكَلَامَ حَتَّى عَجَّلَ اللهُ بِرُوْحِهِ إِلىَ دَارِ السَّلاَمِ
Artinya, “Wahai Tuhanku, jika mimpiku itu benar, dan bidadari dalam mimpiku itu adalah istriku di dalam surga, maka matikanlah aku saat ini juga untuk bertemu dengan-Mu.” Kemudian belum selesai doa itu dipanjatkan, Allah menyegerakan ruh Athiyah bin Khalaf ke surga Darussalam.”
Itulah kisah Athiyah bin Khalaf. Seorang pedagang kurma yang bangkrut, kemudian Allah masukkan ke dalam surga setelah kematiannya disebabkan bersedekah baju kepada anak yatim. Semoga kisah ini bisa menginspirasi kita semua untuk semangat dalam menyantuni dan merawat anak yatim
Kisah inspiratif yang bisa kita jadikan pelajaran dan motivasi untuk kembali semangat dalam merawat dan menjaga semua kebutuhan-kebutuhan anak yatim ini diambil dari kitab karya Syekh Zainuddin al-Malibari yang berjudul Irsyadul ‘Ibad ila Sabilir Rasyad, cetakan Beirut, Darul Kutub Ilmiah, halaman 82-83. Wallahu a’lam.
Sumber : NU Online