Nurhafizah Guru SMPN 2 Kuala Tungkal Didampingi Dua Muridnya Yang Sedang Mengumpulkan Tugas. (Foto Dok. FB Tanoto Foundation) |
Nurhafizah lulus dari Jurusan Pendidikan Fisika/MIPA dan mengajar di SMPN 2 Kuala Tungkal, Tanjung Jabung Barat. Tahun 2010, ia mengikuti program International Boarding School dari pemerintah Jambi bersama guru-guru MIPA lainnya ke Selandia Baru selama 3 bulan.
Di Slandia Baru ia belajar tentang teknik pengajaran serta manajemen kerja kolaboratif. Dari tahun 2009 hingga saat ini, ia juga didapuk sebagai guru pembina Olimpiade Sains Nasional, dan mengawal siswa didiknya hingga tingkat nasional di tahun 2013. Di tahun yang sama, ia mengikuti lomba guru berprestasi dan menang di tingkat kabupaten, provinsi, hingga menjadi finalis di tingkat nasional.
Ia juga mendapatkan penghargaan studi banding ke Belanda dari kementerian di tahun 2015 bersama rekan-rekan guru berprestasi nasional dari 15 Provinsi.
Selain mengajar di SMPN 2 Kuala Tungkal, Nurhafizah merupakan seorang Ibu Rumah Tangga dan pemilik bimbingan belajar Sonny Sugema College (SSC). Ia juga aktif di kegiatan organisasi profesi Ikatan Guru Indonesia sebagai sekretaris di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, serta sekretaris POKJA 2 PKK Kecamatan Tengah Ilir dan anggota komunitas sosial 1000 sehari.
Di tahun 2014, ia mengikuti kompetisi guru favorit yang digelar oleh Jambi Express, dan di sanalah Ia mengenal Tanoto Foundation.
Kakeknya adalah guru & ulama terpandang di Kuala Tungkal dan lahir di Mekkah, sehingga ia menguasai lima bahasa. Pesan kakeknya yang selalu Nurhafizah ingat adalah walaupun tidak kaya harta, tapi harus kaya ilmu. Ia juga merupakan aktivis literasi yang fokus mengenalkan budaya baca bagi siswa TK.
Upayanya untuk mengatasi tantangan belajar siswa juga dilakukan melalui kegiatan konsultasi bersama orang tua. Ia mengomunikasikan perkembangan anak didiknya kepada orang tua agar mereka dapat meningkatkan perhatian dan bimbingan bagi anak saat belajar di rumah.
Nurhafizah berpesan kepada generasi guru penerus agar dapat mengajar dengan sepenuh hati dan ikhlas, dan fokus pada proses belajar daripada hasil, karena dari sinilah para siswa akan menggunakan kemampuannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber : FB Tanoto Foundation