Sri Yuliana Akrab Disapa Yuli Saat Memberikan Sosialisasi Kepada Ibu-ibu PKK di Desanya. (Foto Dok. FB Tanoto Foundation) |
Menjadi seorang lulusan SD tidak membuat Sri Yuliana, yang akrab dipanggil Yuli, mengurungkan niatnya untuk membantu sesama. Datang dari latar belakang yang sederhana, Yuli dulu pernah menjadi seorang pedagang pecel lele kaki lima di Jakarta, sebelum akhirnya kembali ke kampung halamannya di Desa Kluwut, Brebes untuk menjadi buruh tani setelah menikah.
Perubahan hidupnya terjadi saat ia memiliki seorang anak dan membawa anaknya ke Posyandu. Karena sering ikut membantu menimbang bayi lain di Posyandu, petugas kesehatan pun menawarkan Yuli untuk menjadi Kader Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) pada tahun 2003.
Mulai dari sana, perangkat desa hingga kepala Posyandu dan Puskesmas melihat potensi Yuli, yang akhirnya juga menjabat sebagai Kader Posyandu, Kader Pembangunan Manusia (KPM), ketua Kader Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK), ketua Forum Kader Posyandu Indonesia (FKPI), hingga koordinator Rumah Anak SIGAP yang diresmikan tahun 2021 di Desa Kluwut.
Perannya sebagai kader kerap dipandang sebelah mata oleh masyarakat saat ia melakukan sosialisasi. Pantang menyerah, Yuli mendatangi warga dari rumah ke rumah untuk memberikan edukasi tentang pentingnya ASI dan imunisasi, serta pola asuh anak yang baik. Ia bahkan berinisiatif membuat Bina Keluarga Balita (BKB) dengan dananya sendiri karena saat itu belum tersedia dana dari Posyandu.
Usahanya tidak sia-sia. Dari hanya 10 orang yang datang ke Posyandunya dalam satu tahun pertama, kini orang tua dengan anaknya datang berbondong-bondong ke Posyandu untuk imunisasi. BKB-nya juga dihadiri oleh puluhan ibu hamil dan balita.
Yuli menggandeng sesama kader untuk memberikan pendampingan pada remaja dalam TPK, mulai dari edukasi, konseling, hingga pemberian Tablet Tambah Darah (TTD). Dari pelatihan Tanoto Foundation, Yuli juga kerap menekankan pada orang tua di Rumah Anak SIGAP tentang pentingnya gotong royong antara Ayah dan Ibu dalam pengasuhan anak.
Sumber : FB Tanoto Foundation