-->
  • Jelajahi

    Copyright © Harian Wangon | Pelopor Media di Banyumas Barat
    Best Viral Premium Blogger Templates

    ads

    Menu Bawah

    Kisah Refli Dari Guru Hingga Kabid PTK Dinas Pendidikan Tanjung Jabung Timur

    Adimaki
    Kamis, 27 Juli 2023, 12.09.00 WIB Last Updated 2023-07-27T05:09:10Z

    Refly Saat Berada di Ruang Kerjanya. (Foto Dok. FB Tanoto Foundation)

    HARIANWANGON - melansir dari FB Tanoto Foundation Refli adalah wujud sebuah dedikasi akan profesi dan panggilan hati untuk berkiprah dalam dunia pendidikan. “Saya mulai dari Sekolah Pendidikan Guru, lanjut D2 mengambil Pendidikan Guru, lanjut S1 Pendidikan Guru, lalu S2 mengambil Teknologi Pendidikan.”

    Ia memulai profesi kependidikannya sebagai guru, lalu atas kinerja baiknya, diganjar jabatan Kepala Sekolah, hingga akhirnya ditarik sebagai Kepala Bidang Pembinaan Tenaga Pendidik di Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Ia berasal dari keluarga pendidik, di mana 4 orang kakaknya berprofesi sebagai guru. Istri beliau juga sudah lama berkiprah sebagai guru, dan sekarang menjabat sebagai kepala sekolah.
    Selaku Kabid PTK Dinas Pendidikan, Refli menyadari betul bagaimana negara-negara maju memiliki pendidikan yang berkualitas sebagai fondasi pembangunannya. “Tantangan di daerah kami, dari segi infrastruktur, ketenagaan, maupun keterjangkauannya masih banyak terkendala. Transportasi sulit, dibutuhkan waktu 4 hari sebelum acara, untuk dapat mengumpulkan orang-orang.”

    Refli dan rekan-rekan sangat terbantu dengan perkembangan teknologi video konferensi dan selalu berusaha memastikan berjalannya kesetaraan akses pendidikan di wilayahnya. Namun di sisi lain, masih banyak daerah di sekitarnya yang belum memiliki infrastruktur yang memadai.

    Jangankan TIK, beberapa sekolah hanya memiliki kelas yang disekat, bukan tembok semen. Ketersediaan piranti keras pun belum merata — sekolah tanpa komputer atau laptop masih kerap ditemui.

    Tahun lalu, terdata 28 sekolah di Tanjung Jabung Timur yang masih berada di wilayah blank spots. “Saat Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), mereka harus pindah ke tempat yang ada sinyalnya, menumpang di Balai Desa. Semoga Pemerintah Pusat memperhatikan, mengirimkan bantuan berupa laptop, atau (membangun) infrastruktur sehingga sinyal masuk” ujarnya prihatin.***

    Sumber : FB Tanoto Foundation
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Pendidikan

    +
    close
    close