Pasangan Anyar Ganda Putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Rahmat Hidayat. Foto Diambil Dari : FB Amazing Badminton Community |
HARIANWANGON - Rahmat Hidayat/Kevin Sanjaya, Sementara yang Bisa Jadi Seterusnya
Jakarta, CNN Indonesia -- Kevin Sanjaya Sukamuljo telah menentukan pilihan. Rekan duetnya adalah Rahmat Hidayat. Status pasangan ini sementara namun bisa jadi seterusnya.
Marcus Fernaldi Gideon mengalami cedera dan harus menjalani operasi. Hal ini yang kemudian membuat Kevin untuk sementara bakal dipasangkan dengan pemain lain. Pilihan kemudian jatuh pada Rahmat.
Sebagai pemain, Rahmat masih tergolong muda. Ia baru berumur 20 tahun dan penunjukan dirinya sebagai rekan duet Kevin bisa jadi salah satu momen besar dalam kariernya.
Setelah terbentuk duet Rahmat/Kevin, pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi menyebut duet ini bakal bermain dalam kisaran enam bulan. Rentang waktu ini terbilang cukup lama dan bisa jadi kesempatan bagi duet Rahmat/Kevin untuk unjuk gigi.
Bila menghitung mulai Juli, setidaknya duet Rahmat/Kevin akan bermain hingga akhir 2023. Berapa banyak turnamen yang bisa mereka mainkan, semuanya nanti bergantung pada notional point dan pilihan turnamen yang mereka ambil.
Plus tentunya poin yang mereka dapat di turnamen yang telah diikuti sebagai bekal untuk masuk ke turnamen berikutnya ketika pendaftaran masuk turnamen tidak lagi bisa memakai notional point.
Terbentuknya duet Rahmat/Kevin, bila melihat dengan sudut pandang lebih jauh, sepertinya tidak bisa dilihat sekadar sebagai pengisi waktu kosong Kevin ketika Marcus sedang menjalani operasi dan masih masuk dalam fase pemulihan.
Ada rencana bayangan yang mungkin bisa terlihat dari terbentuknya duet ini, yaitu pembentukan jalan alternatif sehingga duet Kevin/Marcus bukan satu-satunya opsi yang ada ketika Marcus sudah pulih dari cedera.
Andai Rahmat/Kevin bisa berbicara banyak dalam race to Olympics, hal tersebut akan jadi sinyal positif bagi berlanjutnya duet ini. Masa enam bulan yang disebut Herry IP pun kemudian bukan mustahil bisa diperpanjang jika Rahmat/Kevin ternyata bisa memelihara persaingan menuju Paris 2024.
Sebagai pasangan, di atas kertas Rahmat/Kevin akan berat untuk bersaing menuju Paris 2024. Faktor utama adalah mereka sudah tertinggal lantaran pasangan lain telah mulai mengumpulkan poin sejak Mei. Selain itu, Rahmat/Kevin belum tentu bisa masuk ke turnamen-turnamen besar di beberapa bulan ke depan.
Namun mengatakan bahwa peluang bersaing bagi Rahmat/Kevin di dalam race to Olympics telah tertutup tentu juga merupakan prediksi yang prematur. Perhitungan poin menuju Paris 2024 hanya membutuhkan hasil 10 turnamen terbaik sehingga pintu untuk bersaing tidak benar-benar telah terkunci.
Harus diakui, tiap pembentukan duet berorientasi pada Olimpiade sebagai target besar. Andai Kevin/Marcus kembali bersatu, target terakhir mereka sebagai pasangan adalah Olimpiade Paris 2024. Sedangkan merujuk umur, pasangan Rahmat/Kevin masih bisa diproyeksikan untuk Olimpiade Los Angeles 2028.
Karena itu perhitungan-perhitungan ini yang kemungkinan besar bakal terus dikalkulasikan sambil menanti proses pemulihan Marcus. Bila duet Rahmat/Kevin hasilnya benar-benar tak memuaskan, Kevin bakal kembali berpasangan dengan Marcus setelah Marcus pulih.
Kevin/Marcus akan kembali berlaga bersama dan melanjutkan perjuangan di Race to Olympics dengan modal awal yang sudah mereka kantongi.
• Pembuktian Rahmat, Pembuktian Kevin
Sebagai pemain, Rahmat mendapatkan 'berkah' besar ketika Kevin menunjuk dirinya sebagai pasangan berikutnya. Di sektor ganda putra Indonesia, persaingan yang ada terbilang ketat.
Rahmat yang baru berusia 20 tahun tentu menyadari hal tersebut. Sejauh ini Rahmat bersama Rayhan Nur Fadillah masih berada di belakang senior-senior mereka.
Dengan menjadi pasangan Kevin, Rahmat bakal bertemu sosok pemain yang sudah berpengalaman menghadapi kerasnya persaingan level atas. Kevin akan jadi pembimbing Rahmat untuk menyelami ketatnya kompetisi ganda putra kelas dunia.
Namun bukan berarti semua hal ditumpukan pada Kevin. Rahmat juga harus bisa menjawab tantangan dan kepercayaan yang diberikan. Bila Rahmat bisa memberikan respons yang apik, ada harapan yang bisa dipupuk bahwa kariernya bakal mendapatkan lonjakan besar.
Perbedaan usia yang cukup jauh, delapan tahun, seharusnya tidak jadi halangan. Ada contoh-contoh nyata di generasi sebelumnya bahwa perbedaan usia yang signifikan tidak selalu menjadi halangan. Nova Widianto dan Liliyana Natsir pun berjarak delapan tahun saat mereka dipersatukan sebagai duet di lapangan.
Selain Rahmat, Kevin juga dituntut untuk memberi pembuktian. Kevin yang pernah ada di singgasana nomor satu dunia, harus kembali memulai segalanya dari awal.
Perjuangan untuk kembali ke puncak, dengan beban yang jauh lebih besar dibandingkan delapan tahun silam saat ia mulai mencuri perhatian bersama Marcus, akan jadi tantangan yang terus setia menanti jawaban Kevin Sanjaya.
Dalam posisi duet Rahmat/Kevin, Kevin akan jelas-jelas bertindak sebagai senior dan pemimpin di lapangan. Kevin yang akan menentukan ritme main duet Rahmat/Kevin, baik dari segi teknik maupun dari segi mental.
Hal ini sepertinya yang bakal jadi tugas baru bagi Kevin. Karena dalam formasi duet Kevin/Marcus, posisi kedua pemain terbilang sejajar atau bahkan Marcus bisa disebut lebih senior dari segi usia sehingga punya peran sebagai sosok yang lebih mengayomi.
Kali ini, Kevin harus bisa menjadi pembimbing yang baik untuk Rahmat. Sehingga saat Rahmat berdiri di lapangan, ketegangan yang ia rasakan hanya didapat dari lawan dan atmosfer laga, bukan karena berdiri bersebelahan dan berdampingan dengan Kevin Sanjaya.
Sumber : FB Amazing Badminton Community