Foto: Tim Harian Wangon |
Study kooperatif ini dilakukan untuk memberikan wawasan masyarakat Rawaheng terkait dunia usaha, salah satunya rambak cakar ayam.
"Selain memberikan wawasan keilmuan tentunya harapan dari Kepala Desa Rawaheng Sukanto setelah dari study kooperatif ini sebagian masyarakat dapat memanfaatkan potensi yang ada di wilayah Banyumas terutama Wangon sekitar," ungkap Kepala Desa saat memberikan sambutannya.
"Ceker pitik (dalam bahasa Banyumasan) merupakan bahan yang mudah didapatkan di Wangon, jadi sangat memungkinkan usaha ini dapat dijalankan dan menjadi alternatif bagi masyarakat Desa Rawaheng,", tambahnya
Warno pemilik usaha rambak cakar ayam menyampaikan jika awal mukanya ia menjalankan usaha ini hanya sekedar huat sampingan, karena pagi sampai siang ia bekerja barulah sisa waktu ia gunakan untuk pembuatan rambak cakar ayam ini.
"Berawal dari bahan baku cakar ayam lima kilo gram hingga kini disetiap harinya bisa memproduksi hingga seratus kilo gram atau satu kwintal," ungkapnya.
Setiap bahan baku cakar ayam lima kilo gram basah setelah jadi rambak cakar ayam dan siap diedarkan jadi satu kilo gram saja.
Sekilas ia menjelaskan proses pembuatannya saat ini ia ada yang membantu 10 orang produksi, mulai dari merebus terlebih dahulu sekitar lima menit kemudian tulang - tulang cakarnya dibersihkan, dan digeprek (sementara masih manual).
"Baru tahap selanjutnya dijemur di bawah terik matahari kurang lebih selama lima hari, setelah dipastikan kering kemudian tahapan terakhir proses penggorengan, penggorengan dilakukan dua kali agar mendapatkan hasil yang maksimal dan gurih," lanjut Warno pemilik usaha cakar ayam tersebut.
Salah satu peserta study kooperatif Wasiyah yang sedang keliling memperlihatkan cakar ayam yang telah dijemur, ia mengatakan jika kegiatan ini sangat bermanfaat dan dapat meningkatkan kratifitas kita dan menumbuhkan jiwa wira usaha.
Setelah penyampaian proses produksi beberapa peserta study kooperatif menuju etalase yang sudah tersaji dan siap dijual, Ketua RT 06 RW 03 Dartim yang juga ikut membeli rambak cakar ayam, kepada Tim Harian Wangon ia menuturkan jika dirinya membeli buat oleh-oleh yang di rumah (anak-istri).***