Ilustrasi: pixabay |
HARIANWANGON - Niat merupakan salah satu hal terpenting dalam melaksanakan Ibadah, menjadi penting karena niat merupakah salah satu rukun dari ibadah itu sendiri, hal ini sebagai pembeda antara ibadah satu dengan yang lainnya.
Salah satu contoh dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan dimulai dengan mengucapkan niat pada malam hari sejak terbenamnya matahari hingga terbit fajar.
Fikih Syafi'iyah menjelaskan kewajiban niat puasa setiap malam. Pensyarah dalil kitab Fathul Qarib, Syekh Musthofa Daib Al-Bigha mencantumkan dalil hadisnya:
ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: (ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺒﻴﺖ اﻟﺼﻴﺎﻡ ﻗﺒﻞ اﻟﻔﺠﺮ ﻓﻼ ﺻﻴﺎﻡ ﻟﻪ)
ﺭﻭاﻩ اﻟﺪاﺭﻗﻄﻨﻲ ﻭﻏﻴﺮﻩ، ﻭﻗﺎﻝ: ﺭﻭاﺗﻪ ﺛﻘﺎﺕ. ﺑﻴﻬﻘﻰ (4/ 202). ﺩاﺭﻗﻄﻨﻲ (2/ 172)
Berdasarkan sabda Rasulullah SAW: "Barang siapa tidak niat puasa di malam sebelum fajar, maka tidak sah puasanya" (HR Daruquthni dan Al-Baihaqi) Daruquthni mengatakan para perawinya terpercaya
Bagaimana jika niat di malam pertama Ramadhan untuk puasa keseluruhan? Syekh Zainuddin Al-Malibari dari ulama Syafi'iyah berkata: "Jika seseorang niat di awal malam Ramadhan untuk puasa keseluruhan, maka hanya cukup untuk hari pertama saja"
Sedangkan menurut Imam Malik dari gurunya (Imam Ibnu Hajar) berkata: "Tetapi dianjurkan untuk niat keseluruhan di malam pertama Ramadhan, agar tetap sah puasanya di hari orang tersebut lupa tidak niat,
Dan sudah jelas keabsahannya jika orang tersebut bertaklid kepada Imam Malik. Jika tidak niat taklid pada Imam Malik maka dia melakukan ibadah yang salah dalam keyakinannya (Fathul Mu'in 1/261)
Sumber: laduni.id