-->
  • Jelajahi

    Copyright © Harian Wangon | Pelopor Media di Banyumas Barat
    Best Viral Premium Blogger Templates

    ads

    Menu Bawah

    Apa Sih Hukumnya Membaca 3 Kali Surat Yasin saat Malam Nishfu Sya’ban?

    Kang Agus
    Selasa, 07 Maret 2023, 06.45.00 WIB Last Updated 2023-03-06T23:46:04Z

    Sumber gambar: freepik

    HARIANWANGON
    - Sya’ban termasuk bulan istimewa, karenanya sudah selayaknya diperlakukan dengan berbeda pula. Intensitas amaliah ibadah hendaknya lebih ditekankan di bulan tersebut. Termasuk kala memasuki Nishfu Sya’ban atau pertengahan bulan Sya’ban.



    Dilansir harianwangon dari jatim.nu.or.id, di antara kebiasaan umat Islam terutama warga Nahdlatul Ulama (Nahdliyin) adalah dengan membaca surat Yasin. Bahkan membaca surat ini dilakukan hingga 3 kali dengan niatan khusus.



    Perlu diketahui bahwa Yasin adalah salah satu surat mulia di dalam Al-Qur’an. Surat Yasin menempati kedudukan mulia karena di dalamnya mengandung banyak nasihat dan pelajaran. Karena itu, membaca surat Yasin merupakan ibadah yang baik.



    Adapun aktivitas masyarakat di malam Nisfu Sya‘ban yang membaca surat Yasin 3 kali yang kemudian juga diiringi dengan permintaan berupa keberkahan pada umur, harta, dan hajat-hajat lainnya tidak perlu dipersoalkan. Mengapa? Karena memang tidak ada masalah secara syar‘i di situ. Yang dibaca adalah salah satu surat di dalam Al-Quran. Pihak yang diminta juga tidak lain adalah Allah SWT. Mereka juga meminta yang baik-baik untuk kemaslahatan dunia dan akhirat baik pribadi maupun kepentingan umum.



    Hal ini dijelaskan dengan detil oleh Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas al-Maliki berikut ini:


     

     لكن لا مانع أن يضيف الإنسان إلى عمله مع إخلاصه مطالبه وحاجاته الدينية والدنياوية، الحسية والمعنوية، الظاهرة والباطنة، ومن قرأ سورة يس أو غيرها من القرآن لله تعالى طالبا البركة في العمر، والبركة في المال، والبركة في الصحة فإنه لا حرج عليه، وقد سلك سبيل الخير (بسرط أن لا يعتقد مشروعية ذلك بخصوصه) فليقرأ يس ثلاثا، أو ثلاثين مرة، أو ثلاث مئة مرة، بل ليقرأ القرآن كله لله تعالى خالصا له مع طلب قضاء حوائجه وتحقيق مطالبه وتفريج همّه وكشف كربه، وشفاء مرضه وقضاء دينه، فما الحرج في ذلك...؟.. والله يحب من العبد أن يسأله كل شئ، حتى ملح الطعام وإصلاح شسع نعله


     

    Artinya: Tapi tak ada larangan bagi seseorang yang mengiringi amal salihnya dengan permintaan dan permohonan hajat agama dan dunia, jiwa dan raga, lahir dan batin. Siapa saja yang membaca surat Yasin atau surat lainnya dengan ikhlas lillahi ta‘ala sambil memohon keberkahan pada usia, harta, dan kesehatan, maka hal itu tak masalah. Artinya, orang ini telah menempuh jalan yang baik (dengan catatan ia tidak meyakini bahwa amal salihnya itu disyariatkan secara khusus untuk hajat tersebut). Silakan membaca surat Yasin 3 kali, 30 kali, 100 kali, atau mengkhatamkan 30 juz Al-Quran secara ikhlas lillahi ta‘ala diiringi dengan permohonan atas segala hajat, doa agar harapan terwujud, permintaan agar dibukakan dari kebimbangan, pengharapan agar dibebaskan dari kesulitan, permohonan kesembuhan dari penyakit, permintaan kepada Allah agar utang terbayar. Lalu di mana masalahnya? Allah senang terhadap hamba-Nya yang bermunajat kepada-Nya atas pemenuhan hajat apapun termasuk hajat atas garam pelengkap masakan dan hajat atas tali sandal yang rusak. (Lihat: Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki, Ma Dza fi Sya‘ban? Cetakan pertama, 1424 H, halaman: 119).


     

    Sayyid Muhammad bin Alwi menyatakan secara jelas, bahwa permohonan, munajat, dan doa kepada Allah SWT tidak menafikan keikhlasan amal tertentu. Artinya, para hamba Allah SWT boleh saja berdoa agar Ia memenuhi segala hajatnya tanpa harus khawatir akan amalnya. Ini yang disebut dalam istilah agama dengan sebutan ‘tawassul’ atau ‘wasilah’.



    Salah satu dalil atas tawasul adalah cerita Rasulullah SAW dalam hadits shahih terkait 3 orang yang terperangkap di dalam gua. Pintu gua tertutup oleh batu besar. Di tengah keputusasaan, masing-masing dari mereka kemudian memohon kepada Allah sambil menyebut amal salih terikhlas yang pernah mereka lakukan.


     

    Berkat tawasul dengan amal saleh itu, sedikit demi sedikit batu besar yang menutup mulut gua itu bergeser. “Tawasul jenis ini dijelaskan dengan detil dan rinci oleh Syekh Ibnu Taimiyah secara khusus dalam kitabnya terutama pada artikel berjudul ‘Qaidah Jalilah fit Tawassul wal Wasilah’.” (Sayyid Muhammad bin Alwi, 1424 H: 120).


     

    Sebagaimana kita tahu bahwa istilah ‘wasilah’ ini dipakai dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Maidah ayat 35. Berikut ini dikutipkan istilah tersebut beserta tafsirnya: 



     يَا أَيّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّه" خَافُوا عِقَابه بِأَنْ تُطِيعُوهُ "وَابْتَغُوا" اُطْلُبُوا "إلَيْهِ الْوَسِيلَة" مَا يُقَرِّبكُمْ إلَيْهِ مِنْ طَاعَته


     

    Artinya: (Wahai orang-orang beriman, takwalah kepada Allah) takutlah akan siksa-Nya. Caranya, taati perintah-Nya. (Untuk sampai kepada-Nya, carilah) kejarlah (sebuah wasilah) berupa amal ketaatan yang dapat mendekatkan kalian kepada-Nya. (Lihat: Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi, Tafsirul Jalalain, Beirut, Darul Fikr, tanpa tahun).​​​​​​​



    Dengan demikian, silakan bagi Nahdliyin serta umat Islam untuk mengisi malam Nisfu Sya’ban dengan amaliah terbaik. Termasuk di dalamnya dengan membaca surat Yasin sebanyak 3 kali atau lebih dan meminta kebaikan kepada Allah SWT. Wallahu a’lam.



    Sumber: jatim.nu.or.id

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Pendidikan

    +
    close
    close