Foto: freepik |
HARIANWANGON - Benar nggak sih, second-child syndrome merupakan salah satu fakta anak kedua yang harus dialami oleh sang adik? Lalu, apakah urutan kelahiran dapat memengaruhi kepribadian dan sifat anak? Yuk, simak ulasan selengkapnya di artikel ini.
Anak yang dibesarkan di lingkungan dan oleh orang tua yang sama bisa saja mendapatkan perlakuan yang berbeda berdasarkan urutan kelahiran mereka. Oleh karena itu, sifat anak kedua biasanya cenderung akan berlawanan dengan anak pertama.
Sebagai contoh, jika anak pertama terlihat lebih aktif dan pandai bicara, anak kedua bisa mungkin lebih kalem dan agak pendiam. Padahal, ini merupakan kondisi yang wajar terjadi karena sang kakak lahir dan belajar banyak hal lebih dulu dibanding sang adik.
Biar tidak bingung dalam mengasuh anak kedua, yuk kita simak beberapa fakta menarik tentang anak kedua, baik dari sisi positif maupun negatifnya.
Berikut ini adalah beberapa fakta tentang anak kedua dari sisi negatif maupun positif:
1. Cenderung kurang percaya diri
Fakta anak kedua ini bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya karena orang tua tanpa sadar suka meminta sang adik untuk mencontoh kelebihan yang dimiliki kakaknya.
Misalnya, sang kakak pandai belajar matematika, sedangkan adiknya lebih mahir bermain bola. Alih-alih mendukung anak kedua untuk mengasah keahlian bermain bola, orang tua mungkin akan memintanya supaya tidak kalah pintar matematika seperti anak pertama.
Hal ini dapat membuat anak kedua merasa kurang percaya diri atau bahkan rendah diri karena sering dibandingkan dengan kakaknya. Padahal, setiap anak memang memiliki bakat dan potensinya tersendiri. Jadi, Bunda dan Ayah tidak perlu membandingkan atau menuntut si Adik untuk bisa sama seperti kakaknya.
2. Suka memberontak
Anak kedua memiliki kecenderungan untuk suka memberontak. Namun, tidak semua anak kedua pasti sifatnya begini, ya.
Ada beberapa alasan mengapa anak kedua sering kali lebih suka memberontak, salah satu alasannya adalah untuk mencari perhatian orang tua. Ketika memiliki anak sulung dan anak bungsu, sebagian orang tua mungkin akan lebih banyak menghabiskan waktu dan perhatian untuk anak paling kecil dan anak paling tua.
Ini terkadang bisa membuat anak kedua menjadi kurang mendapat perhatian. Akibatnya, untuk memperoleh perhatian dan kasih sayang orang tuanya, anak kedua mungkin akan sengaja bertingkah nakal. Terkadang, mereka mungkin juga akan mudah tantrum ketika ingin mendapatkan perhatian.
3. Kurang bahagia
Ada riset yang menyebutkan bahwa anak kedua cenderung kurang bahagia jika dibandingkan dengan kakak dan adiknya. Ada beberapa alasan yang mungkin bisa menjadi alasan mengapa hal ini bisa terjadi. Salah satunya adalah anak kedua cenderung merasa kesepian dan insecure.
Ada beberapa faktor yang bisa membuat anak kedua sering merasa demikian, mulai dari pola asuh orang tua yang salah, kurangnya perhatian orang tua, hingga ekspektasi orang tua terhadap anak kedua agar bisa sama seperti anak pertama.
Namun, hal ini bukan berarti semua anak kedua pasti akan merasa demikian, ya Bun. Jika diasuh dan dididik dengan benar, anak kedua Bunda juga bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, kok. Ia pun bisa menjalani masa kecil yang bahagia dan menjadi pribadi yang baik kelak ketika dewasa.
4. Berjiwa kompetitif
Di dalam benak anak kedua tertanam jiwa yang kompetitif. Kondisi ini bisa terbentuk karena anak kedua ingin menunjukkan kemampuannya dan merasa bahwa ia juga tidak kalah dari kakaknya.
5. Mudah bergaul dan beradaptasi
Anak kedua cenderung bisa beradaptasi dengan berbagai situasi. Selain itu, anak kedua juga mungkin akan lebih supel dan mudah bergaul dengan orang lain.
Sifat ini bisa muncul karena mereka merasa sudah terbiasa untuk memuaskan semua orang, terutama orang tua dan kakaknya, sehingga mereka bisa bersikap ramah dan hangat dengan orang baru.
6. Mandiri sejak kecil
Karena lebih banyak memperhatikan anak pertama, orang tua mungkin akan menjadi kurang perhatian terhadap anak kedua. Terkadang, hal ini bisa menjadi sesuatu yang positif dan mendorong anak kedua untuk bisa lebih mandiri. Sikap ini bahkan bisa membantu anak kedua untuk lebih cepat dewasa.
7. Lebih open minded
Ini juga termasuk salah satu fakta tentang anak kedua. Anak kedua disebut memiliki rasa empati yang tinggi dan lebih terbuka terhadap orang lain, sehingga banyak yang merasa mudah bergaul dan diterima olehnya. Anak kedua juga biasanya bisa bersikap dan berpikir lebih bijak dari teman-teman sebayanya.
8. Pemimpin yang baik
Fakta tentang anak kedua ini bisa jadi merupakan salah satu kelebihan utama dari mereka. Siapa sangka? Ternyata sebagian besar anak kedua memiliki jiwa dan sikap pemimpin yang baik.
Kebanyakan dari mereka memiliki sikap yang adil, senang mengayomi dan menyemangati teman-temannya, dan lebih mudah menerima segala pendapat dan opini dari orang-orang di sekitarnya.
Jiwa pemimpin ini bahkan sudah bisa terpupuk dari masa kanak-kanak, lho. Salah satu alasan mengapa anak kedua bisa memiliki sikap ini adalah karena keinginan dan motivasinya untuk menunjukkan bahwa ia tidak kalah dari kakaknya.
Itulah beragam fakta anak kedua yang bisa dijadikan sebagai referensi dengan tujuan agar meningkatkan kesadaran orang tua dalam menerapkan pola asuh anak.
Namun, penting untuk diingat, sifat-sifat anak kedua yang telah dipaparkan di atas tidak berlaku untuk semua anak, ya. Ini karena semua anak, terlepas dari urutan kelahirannya, tentu memiliki sifat uniknya masing-masing.
Tips Parenting dan Menghadapi Anak Kedua
Setiap orang tua tentu menyayangi semua anak-anaknya. Namun, karena setiap anak memiliki sifat yang berbeda-beda dan mungkin bisa sangat bertolak belakang satu sama lainnya, ini terkadang bisa membuat sebagian orang tua merasa bingung dalam mendidik dan mengasuh anak.
Nah, sebagai saran, ini ada beberapa tips parenting yang bisa Bunda dan Ayah coba untuk mendidik anak kedua:
1. Jadilah pendengar yang baik.
2. Luangkan waktu dan berikan perhatian secara adil untuk masing-masing anak.
3. Tidak membanding-bandingkan anak satu dengan yang lain.
4. Beri pengertian kepada anak untuk saling menyayangi dan menghormati satu sama lain.
5. Adakan kegiatan bersama secara rutin untuk memperkuat ikatan batin.
6. Berikan pujian dengan tulus ketika anak melakukan hal baik, misalnya membantu pekerjaan rumah tangga atau mendapatkan nilai bagus di sekolah.
Itulah berbagai informasi seputar fakta anak kedua yang bisa Bunda dan Ayah simak. Namun, ingatlah bahwa pada dasarnya setiap anak, baik anak kedua maupun kakak dan adiknya, tentu memiliki sifat uniknya tersendiri.
Mereka pun tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, jadi Bunda dan Ayah tidak perlu memaksa anak kedua untuk bersikap atau memiliki minat yang sama dengan anak kedua.
Jika Bunda dan Ayah memiliki kesulitan untuk mendidik atau mengasuh Si Kecil, cobalah untuk berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan saran atau tips parenting, ya.
Sumber: alodokter.com