Salah satu traktor produksi Swarmfarm Robotic (Facebook/swarmfarm) |
HARIANWANGON - Penyusutan tenaga kerja mendorong industri anggur Australia memanfaatkan robot. Saat ini penggunaannya masih terbatas, tapi berbagai uji coba dilakukan untuk membuatnya lebih berdaya guna.
Bravo Two terlihat sibuk. Tugas traktor otomatis ini adalah memotong rumput di antara tanaman anggur yang merambat.
Tim Malone, manajer di perusahaan minuman anggur Winey, mengoperasikan robot itu. “Di antara kami sendiri, kami menyebutnya co-bot, atau rekan kerja. Robot ini membantu kami menyelesaikan semua hal yang perlu dilakukan," jelasnya.
Co-bot sedang diuji selama tiga tahun ke depan di kebun-kebun anggur di wilayah Coonawarra, Australia Selatan. “Sumber daya tenaga kerja mulai menjadi sangat terbatas dan kami perlu memikirkan berbagai cara untuk menyelesaikan jumlah pekerjaan yang sama,” imbuh Malone.
Bravo Two atau co-bot dikendalikan melalui aplikasi telepon. Dirancang oleh SwarmFarm Robotics, perusahaan teknologi di Queensland, robot ini sudah diujicobakan di perkebunan-perkebunan kapas dan gandum.
“Saya pikir ketika kita melihat ke belakang dalam waktu lima tahun, kita akan mengatakan 'wow' ini benar-benar telah mengubah secara mendasar cara kita memproduksi tanaman pangan kita,” kata Andrew Bate, pendiri perusahaan itu.
Traktor robot produksi Swarmfarm Robotic (Facebook/swarmfarm) |
Menurut Bate, selama uji coba di Coonawarra, traktor otomatis ini menunjukkan potensi lebih dari sekadar pemotong rumput. Desain modularnya memungkinkan pihak ketiga membuat peralatan yang dapat meningkatkan kemampuannya.
“Apa yang kami lakukan adalah menciptakan semacam ekosistem atau platform di mana perusahaan-perushaan teknologi di berbagai penjuru dunia dapat mengembangkan piranti cerdas yang dapat dipasang di robot kami,” imbuhnya.
Sumber : voaindonesia.com