Gambar : freepik.com |
HARIANWANGON - Setelah ditempa puasa Ramadhan selama sebulan penuh, ada baiknya kebiasaan puasa tetap dipertahankan. Yang dapat dilakukan adalah dengan mengerjakan puasa sunah. Dan ada banyak pilihan untuk melaksanakan puasa sunah. Dari mulai puasa Senin dan Kamis, puasa daud, ayyamul bidh, dan sejenisnya.
Sekadar diketahui bahwa bagi Nabi Muhammad SAW Senin dan Kamis adalah hari istimewa. Nabi Muhammad SAW memilih dua hari itu untuk ibadah puasa. Mungkin karena Senin merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sedangkan puasa di hari Kamis dikuatkan hadits Syekh Abu Zakariya al-Anshari dalam karyanya Fathul Wahhab:
وقال تعرض الأعمال يوم الاثنين والخميس فأحب أن يعرض عملي وأنا صائم رواهما الترمذي وغيره
Artinya: Rasulullah SAW bersabda: Amal itu diperlihatkan di hadapan Allah pada hari Senin dan hari Kamis. Aku gembira sekali amalku diperlihatkan di saat aku sedang berpuasa. (HR Turmudzi dan selainnya).
Mengenai jam berapa amal itu diperlihatkan, kita tidak menemukan keterangan waktu pada hadits di atas. Apakah jam 8 pagi, jam 10, atau waktu duhur?
Syekh Bujairimi dalam karyanya Attajrid Linaf‘il Abid, Hasyiyah ala Fathil Wahhab mengatakan:
قوله (وأنا صائم) أي قريب من زمن الصوم لأن العرض بعد الغروب كما تقدم
Artinya: Ungkapan ‘Di saat aku sedang berpuasa’ maksudnya, berdekatan dengan aktivitas puasa. Karena, amal perbuatan diperlihatkan selepas matahari terbenam saat orang sudah membatalkan puasanya.
Syekh Bujairimi masih dalam kitabnya memberi keterangan tambahan:
فائدة: تعرض الأعمال على الله تعالى يوم الاثنين والخميس، وعلى الأنبياء والآباء والأمهات يوم الجمعة، وعلى النبي صلى الله عليه وسلم سائر الأيام اهـ ثعالبي
Artinya: Pemberitahuan: Amal perbuatan seseorang diperlihatkan di hadapan Allah SWT pada hari Senin dan hari Kamis. Di hadapan para nabi, ayah, dan ibu yang bersangkutan sendiri, amal diperlihatkan pada hari Jumat. Sementara di hadapan Rasulullah, amal seseorang diperlihatkan setiap hari. Dikutip dari Tsa’alabi.
Untuk itu, baik-baiklah berperilaku. Minimal menjaga puasa Senin-Kamis. Karena, segala bentuk aktivitas kita diantarkan malaikat di hadirat Allah, Nabi Muhammad SAW, para nabi, ayah dan juga ibu kita yang terlebih dahulu wafat.
Betapa malunya kita bila mereka semua mendapati catatan amal kita hitam kotor? Dan betapa bangganya mereka bila melihat catatan baik amal kita? Wallahu a’lam.
Sumber : banyuwangi.nu.or.id