-->
  • Jelajahi

    Copyright © Harian Wangon | Pelopor Media di Banyumas Barat
    Best Viral Premium Blogger Templates

    ads

    Menu Bawah

    Mondok Dan Kuliah, Mahasiswa Asal Wangon ini Berhasil Raih Gelar Magister di UNDIP Semarang

    Kang Agus
    Kamis, 09 Februari 2023, 10.04.00 WIB Last Updated 2023-02-09T03:27:07Z
    Fajar Adiyanto foto bersama keluarga setelah proses wisuda S 2 selesai. (Foto : Fajar)

    HARIANWANGON - Di era sekarang menjadi Mahasiswa adalah impian banyak orang. Kuliah di perguruan tinggi favorit, pandai berbicara di depan umum, aktif berorganisasi, dan memiliki IPK tinggi. Hal tersebut merupakan impian yang umum.


    Mahasiswa dari Banyumas yang mengambil kuliah di Semarang pada umumnya memilih tinggal di kos, kontrakan, dan sejenisnya. Namun, ada pula yang memilih tinggal di Pondok Pesantren. Adanya pergaulan bebas, kurangnya pengetahuan agama dan lemahnya iman dapat menggugurkan impian para Mahasiswa. 


    Pondok pesantren dan kuliah sama-sama memiliki kegiatan yang padat, mahasiswa harus pintar dalam membagi waktu agar keduanya berjalan beriringan. Mahasantri atau Mahasiswa Santri merupakan Mahasiswa yang mendalami ilmu agama di Pondok Pesantren. 


    Selain saat jam kuliah, Mahasantri mengikuti kegiatan santri pada umumnya, melaksanakan sholat berjama'ah, membaca, mengkaji lalu menghafal Al-Qur'an dan Kitab, namun bedanya santri dan Mahasantri adalah Santri biasa sangatlah ketat tidak boleh membawa alat komuikasi seperti handphone dan laptop, namun Mahasantri boleh membawanya.

     

    Begitu pula yang dialami Fajar Adiyanto Mahasiswa sekaligus santri asal Desa Klapagading RT 03 RW 05 Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas yang sukses meraih gelar Strata-1 (S1) dan Strata-2 (S2) di Universitas Diponegoro Semarang saat dihubungi Tim Harian Wangon (09/02/2023).


     

    Perjalanan Singkat Pendidikan SMA di Wangon 


    Saat dihubungi Tim Harian Wangon Fajar bercerita, "Saya Masuk di SMA Negeri 1 Wangon pada tahun 2010, lulus pada tahun 2013. Selama mengenyam pendidikan di SMA Alhamdulillah saya selalu medapatkan peringkat paralel 1, mulai dari kelas 10 sampai kelas 12. Dari ini saya mendapatkan beberapa kali keringanan biaya pendidikan selama di SMA. Beberapa ikut lomba untuk mewakili SMA, capaian yang pernah diraih  yaitu lomba di Tingkat Provinsi mewakili Kabupaten Banyumas di Semarang," tuturnya.


     

    Ngaji, Ngabdi dan Kuliah


    "Saya menyadari bahwa pendidikan formal saja belum cukup sebagai bekal hidup di masyarakat. Ada beberapa pelajaran yang tidak diajarkan di pendidikan formal. Hal ini yang mendasari saya untuk menempuh pendidikan di Pesantren (Mondok). Saya mulai mondok pada tahun 2009, yaitu di pondok Pesantren Daarul Muttaqin. Selanjutnya, pada tahun 2014 melanjutkan di Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu (KGS), yaitu bersamaan dengan masuk di Kampus Universitas Diponegoro. Sampai saat ini saya masih berstatus sebagai santri di Ponpes KGS," lanjutnya.


    Selama di Pesantren, Fajar  mendapatkan pelajaran tentang ilmu agama, di pesantren juga diajari tentang hidup bermasyarakat. Hidup di tengah masyarakat tidak cukup dengan pendidikan yang tinggi, tapi bagaimana kita bisa membaur dengan mereka dan ikut andil dalam kegiatan. Di pondok inilah Fajar diberi pendidikan untuk dapat menempatkan diri, ikhlas dalam membantu, dan yang penting juga berakhlakul karimah. 


     

    Di pondok, santri latian untuk kerkhidmah atau ngabdi. Dengan mengabdi santri diajari untuk belajar ikhlas dan sabar ketika melakukan pekerjaan. Fajar ingat dawuh sang guru “jika ingin pintar maka belajar dengan giat. Jika ingin ilmunya manfaat maka tirakat atau priatin. Jika ingin ilmunya barokah maka berkhidmah.”



    Awal Kuliah Strata-1 (S1)


    Fajar mengawali karirnya masuk perguruan tinggi pada tahun 2014 melalui jalur SBMPTN (salah satu seleksi masuk perguruan tinggi negeri). Dia mengambil jurusan Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNDIP, Universitas Diponegoro. Alhamdulillah selama kuliah bebas biaya kuliah (gratis) karena mendapatkan Beasiswa Bidik Misi, dan lulus Program Sarjana pada Tahun 2019 dengan predikat kelulusan Cumlaude (dengan pujian).


     

    Melanjutkan Strata-2 (S2)


    Setelah lulus S1, Fajar sering membantu dosen, mulai dari mengedit jurnal atau karya ilmiah, membatu penelitian, dan membantu menyelesaikan tugas administrasi Dosen. Pada tahun 2020, Fajar ditawari dosen untuk melanjutkan studi Program Pasca Sarjana. Selama menempuh program magister, biaya pendidikan mulai dari awal masuk hingga lulus juga ditanggung oleh dosen.


     

    Lulus S2 


    Lulus S2 pada tahun 2023, yaitu wisuda pada tanggal 3 Februari 2023. Alhamdulillah lulus program magister juga dengan predikat Cumlaude (dengan pujian). Selama menyusun tesis, saya dituntut harus mampu membagi waktu, karena selain mengerjakan tesis juga masih aktif bantu-bantu tugas dosen, selain itu juga harus tetap mengikuti kegiatan pondok dan setoran ngaji, ya intinya, bisa membagi skala prioritas, tidak bisa ditinggalkan salah satu, tambahnya.


    Fajar saat setelah selesai menyelesaikan program magister dengan predikat Cumlaude.

    Motivasi Dan Pesan Untuk Generasi Muda


    Di sesi akhir Fajar memberikan motivasi untuk para generasi muda, “Untuk generasi muda yang sedang bersemangat belajar, jangan jadikan kondisi ekonomi menjadi halangan untuk dapat menempuh pendidikan tinggi. Tidak sedikit yang dari segi ekonomi kurang mampu tapi bisa mencapai pendidikan dibangku perkuliahan. Jangan takut melangkah ketika punya suatu keinginan, percaya saja ketika kita sudah niat, diiringi dengan doa dan usaha, insya Allah akan diberikan kemudahan dan jalan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dan perlu diingat, kecerdasan intelektual perlu diimbangi dengan kecerdasaan emosional dan spiritual, agar tidak hanya menjadi orang pintar, tetapi juga orang benar. Salam semangatttt 😊 ,“ pungkasnya.

     

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Pendidikan

    +
    close
    close