Isnaeni tampak antusias membaca buku "100 kata yang memotivasi diri kita" ( Foto : Tim Harian Wangon) |
HARIANWANGON- Kreativitas tentunya tidak mudah untuk kita tumbuhkan dari dalam diri kita, karena kreativitas seakan lebih pada naluri setiap individu, kadang adakalanya manusia sering bereksperimen, adakalanya sering mencoba membuat alat peraga, atau bahkan membuat karya.
Hal ini tentunya tumbuh dari dalam diri kita, kecenderungan seseorang yang mempunyai daya kreativitas tinggi akan selalu bernalar pikir jauh kedepan dan mencoba-coba hal baru. Namun bagi sebagian orang yang belum muncul daya kreatifitasnya hanya akan sebagai penikmat karya orang lain ataupun hanya sebagai komentator belaka.
Karena melakukan hal baru buat diri kita tentunya sangatlah tidak mudah untuk dilaksanakan, namun kecenderungan akan hal lama yang kita lakukan akan terasa enjoy dan tanpa beban (baca meminimalisir kesalahan).
Hal ini lah yang tentunya menjadikan kita harus siap menghadapi permasalahan dalam hal baru, harus siap meluangkan waktu lebih banyak, pikiran, tenaga dan hal lain demi terwujudnya keinginan kita, walaupun disetiap hal baru itu belum tentu hasil yang lebih baik.
Waktu sering kali menjadi kambing hitam dalam kehidupan kita, sering kita dengar ungkapan syaa tidak ada waktu, saya lagi sibuk, dan lain-lain. Namun sebagian kecil dari orang-orang yang merasa sibuk dengan aktivitas utamanya ada yang digunakan sedikit waktunya untuk berkarya, seperti Ali "sapaan akrab Ali Sobirin" Waka kehumasan SMK Maarif NU 1 Wangon. Di sela-sela kesibukan karena tugas utamanya di sekolah, dia tetap menyempatkan untuk menulis buku-buku motivasi.
Kepada Tim Harian Wangon bahwa saat ini buku yang sudah dinikmati kalangan lokal (karena belum masuk penerbit buku) yaitu "buku 100 kata motivasi yang dapat membangun diri kita" dan "5 jurus jitu meracik optimis."
Wiji salah seorang yang membaca buku tersebut merasa senang membaca bukunya, karena bahasa yang ringan dan mudah kita tangkap sehingga menumbuhkan rasa semangat dari dalam diri kita, ujarnya.
Wiji sedang membaca buku |
Isnaeni juga mengatakan jika dirinya sangat termotivasi dengan buku yang sedang ia baca, karena lebih pada mewakili pengalaman dirinya dan dengan membaca kita lebih tahu solusi dan apa yang harus ia lakukan, terangnya.
"Di sini kita tahu bahwa sesungguhnya berkarya tidak melakukan hal yang besar, justru ketika kita mau mengubah sesuatu yang besar bukankah diawali dengan mengubah hal yang terkecil terlebih dahulu," sahut Ali.
Hampir setiap MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah/ Orientasi Siswa Baru) di SMK Maarif NU 1 Wangon, setelah mengisi kegiatan MPLS Ali membagikan beberapa buku karyanya kepada siswa-siswi yang dapat menjawab pertanyaannya.
Tidak ada salahnya kita membuat orang lain senang, kita positif thinking saja di saat kita melakukan sesuatu karena bisa jadi buku yang kita berikan dapat bermanfaat dan memang memberikan menawarkan solusi bagi mereka saat membacanya, pungkas Ali.