Kisah Syekh Abdullah Mudzakkir, Ulama Asal Demak yang Makamnya Terapung di Tengah Laut. (Foto : laduni.id |
HARIANWANGON - Ziarah tentunya sudah menjadi tradisi dikalangan santri, terlebih tempat ziarah yang tenang dan menarik, salah satu makam yang sering di kunjungi ziarah di daerah Demak adalah makam Syekh Mudzakir. Untuk menuju ke makam ada pilihan, yang pertama dengan berjalan kaki, dan yang ke dua menggunakan perahu kecil yang telah disediakan di area pemakaman.
Nama Syekh Abdullah Mudzakkir cukup dikenal di kalangan santri di wilayah Demak dan sekitarnya. Syekh Abdullah Mudzakkir atau akrab dipanggil Mbah Mudzakkir merupakan salah satu ulama besar yang menyiarkan Islam di kawasan Pantai Sayung, Demak. Bahkan ulama yang lahir di Dusun Jago, Desa Wringinjajar, Kecamatan Mranggen tahun 1869 itu disebut sebut sebagai pencetak kader para kiai muda di Demak dan sekitarnya.
Foto : ig@mas.anis75 |
Sebelumnya Syekh Abdullah Mudzakkir banyak berguru kepada ulama dari berbagai daerah salah satunya dengan Syekh Soleh Darat Semarang. Sekitar tahun 1900 Dia menetap di Tambaksari, Bedono menikah dengan Nyai Latifah dan Nyai Asmanah. Beberapa waktu kemudian dia menikah lagi dengan Nyai Murni dan Nyai Imronah. Dari empat istrinya Mbah Mudzakir dikaruniai 18 anak.
Salah satu karomah yang diberikan Allah kepada Syekh Abdullah Mudzakkir adalah makamnya tidak terendam air laut, padahal berada di Pantai Sayung Demak. Bahkan makam beberapa anggota keluarganya terdiri dari istri dan anak-anaknya juga tidak terendam air laut.
Sehingga makam Syekh Abdullah Mudzakkir dan keluarganya tersebut dianggap keramat lantaran tidak terkikis dan tenggelam diterjang pasang surut air laut. Ketika hendak berziarah menuju ke makam Mbah Mudzakkir, peziarah harus berjalan sepanjang 700 meter yang samping kanan kirinya adalah air laut.
Sebenarnya dahulunya Dusun Tambaksari tempat di mana makam Mbah Mudzakkir berada adalah daratan. Namun karena terus – menerus terkena banjir rob air laut lama – kelamaan daratan itu mengalami abrasi sehingga keberadaan makam Mbah Mudzakkir berada di tengah laut.
Berkembang mitos bahwa makam Syekh Abdullah Mudzakkir itu “mengapung” sehingga tidak akan tenggelam kendati pasang air laut tinggi.Hal tersebut diyakini masyarakat dikarenakan keluhuran budi Syekh Abdullah Mudzakkir semasa hidupnya yang melakukan syiar di wilayah tersebut dan sangat berjasa dalam pembangunan akhlak warga setempat, baik dalam hal ilmu agama maupun tradisi yang diajarkan.
Tampak peziarah menaiki perahu untuk sampai ke makam Syekh Mudzakkir |
Konon Syekh Abdullah Mudzakir yang sehari-hari menjadi petani tambak itu juga menguasai ilmu kanuragan dan kebal dari berbagai macam senjata. Dia kerap dimintai orang untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kendati demikian, dia tak mengharapkan imbalan dari pertolongannya itu.
Tak dipungkiri, keahlian dan keikhalasannya membuat nama Syekh Mudzakir kian dikenal orang dan sangat mendukung upayanya dalam melakukan syiar Islam. Pada tahun 1950 Mbah Mudzakir meninggal dunia dalam usia 81 tahun.
Tak heran bila banyak santri yang datang untuk berziarah. Mereka tidak hanya dari Demak, tetapi juga luar daerah seperti Kudus, Wonosobo, Bogor, Bandung, bahkan Kalimantan. Sudahkah anda berkunjung ke makam terapung Syekh Mudzakir, di Desa Bedono, Kec. Sayung Demak?.