Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2023-2027. (Foto: Website PSSI) |
HARIANWANGON - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terpilih Erick Thohir berjanji akan melibatkan lebih banyak perempuan dan anak muda di dunia sepak bola Tanah Air. Hal tersebut sejalan dengan peraturan International Olympic Committee (IOC) yang menyatakan keterlibatan perempuan minimal 30 persen.
“Saya akan usulkan keterwakilan perempuan di dunia sepak bola, di manajemen sepak bola, paling nggak 20-25 persen. Ada polisi perempuan, TNI perempuan, kenapa wasit nggak?,” ujar Erick sebagaimana dikutip dari akun instagramnya.
Mantan presiden klub Inter Milan itu menegaskan berbekal dari pengalamannya di tempat lain, keterlibatan perempuan akan membawa dampak yang signifikan.
“Saya juga akan dorong banyak kepemimpinan muda karena ini eranya anak muda. Tapi senior mendukung jadi mentor. Ujung tombak yang muda-muda ke depan. Kita coba buat transformasi sepak bola Indonesia yang punya fondasi, bukan mimpi," tutur Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.
Erick berhasil melenggang menjadi Ketua Umum PSSI periode 2023-2027. Dalam Kongres Luar Biasa di Jakarta, Kamis (16/2), Erick meraup 64 suara, mengalahkan pesaingnya Ketua DPD Lanyalla Mattalitti (22 suara). Dua kandidat lainnya, Arif Putra Wicaksono dan Doni Setiabudi, tidak memperoleh satu suara pun, sebagaimana dikutip dari situs web PSSI.
Erick juga mengatakan ia akan melakukan pembenahan sepak bola di Tanah Air. Ia berpendapat selama ini tidak ada ‘rule of the game.’
“Harus ada aturannya. Bila yang tidak ikutin aturan, silakan mundur, silakan keluar. Tapi aturannya kita sepakati bersama-sama, jangan semua mau ngatur,” tukasnya.
PSSI akhir-akhir kembali menjadi sorotan setelah terjadinya tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, yang menewaskan 135 korban jiwa. Namun kasus tersebut sebenarnya adalah puncak dari gunung es atas sejumlah masalah yang menghantui PSSI selama ini. Masalah-masalah tersebut di antaranya terkait isu keamanan, sistem pertandingan, kualitas wasit dan pelatih, serta konflik kepentingan yang terjadi pada beberapa anggota eksekutif di dalam tubuh organisasi tersebut.
Sementara dunia sepak bola bagi Erick bukan lah barang baru. Ia tercatat pernah membeli saham klub legendaris Amerika Serikat (AS) DC Club, menjabat sebagai presiden klub Italia Inter Milan dan mengakusisi saham Oxford United, sebuah klub Inggris. Di dalam negeri, Erick menggandeng putra Presiden Joko Widodo, Kaesang, dalam mengelola klub Persis Solo.
Sumber : voaindonesia.com