-->
  • Jelajahi

    Copyright © Harian Wangon | Pelopor Media di Banyumas Barat
    Best Viral Premium Blogger Templates

    ads

    Menu Bawah

    Aku Ini Pahlawan Kebersihan

    Kang Agus
    Minggu, 05 Februari 2023, 09.10.00 WIB Last Updated 2023-02-05T02:10:54Z

    Ilustrasi :Youtube@PAGADEAN PROJECT

    HARIANWANGON
    - Aku ini Pahlawan Kebersihan, kau jangan pandang rendah orang terhormat sejagat raya. Sampah-sampah plastik yang aku pakai di tubuhku ini harta karun nasional, namun tidak ada nilai di matamu. Kalian itu hanya tau cara membuang plastik secara sembarang hingga mengotori kota yang panas ini semakin kumuh. Harusnya kau berterima kasih kepadaku, yang secara terhormat mengemban tugas berpetualang sambil membawa harta karun nasional, dan membuat kotamu menjadi bersih. 

    “Ih, Ibuuuu. Ada orang gila bauuu.”


    Gadis kecil itu menunjuk-nunjuk ke arahku dengan tatapan takut dan jijik. Aku melotot ke arahnya karena sudah lancang mengataiku orang gila. 


    “Hiiiiiii, Takut, Buuu.”


    Dia bersembunyi di balik baju ibunya. Sepertinya takut kalau aku tiba-tiba menyerang dia. 


    Hei, asal tau saja, aku ini Pahlawan Kebersihan, dan aku ini sangat waras. Sepertinya kalian perlu dipertanyakan kewarasannya karena telah menghinaku sebagai orang gila. Logikanya, orang gila adalah orang yang tidak peduli dengan kondisi lingkungan. Lingkunganmu itu harus dijaga dengan benar agar tidak kotor dan kumuh.


     Contohnya seperti aku ini, lhoo, yang sudah jelas penjaga lingkungan terhormat yang melindungi kalian dari marabahaya akibat sampah. Berarti kesimpulannya, kalianlah orang-orang yang tidak punya akal, tidak waras, dan tidak berpendidikan karena telah mengotori kota dan menjadikannya tambah gersang.


    Plastik-plastik ini adalah baju zirahku, yang nilainya dengan harta berharga kalian tak sebanding dengan milikku ini. Kalau kau waras, didik anakmu itu supaya berwawasan luas dan peduli lingkungan. Supaya tidak menganggapku orang tidak waras terus menerus. Supaya kau bisa menghargai jasa Pahlawan Kebersihan terhormat ini. Supaya kau tidak semena-mena membuang sampah ke selokan dan mengakibatkan mampat, kemudian membawa bencana untuk semua orang. 


    Lebih baik kau berbenah diri, intropeksi terhadap kelakuanmu yang tak waras itu dan bertaubat atas perbuatan tercela yang kau lemparkan kepada Pahlawan Kebersihan yang agung ini. Asal kau tau saja, ya. Aku bisa saja melumatmu habis kalau coba-coba mengganggu kedamaianku. Sampai kau meneriaku orang gila tepat di depanku kemudian langsung mencoba untuk kabur, maka kau akan menerima akibatnya. Ya, kau akan aku kejar hingga ke ujung dunia!


    “KAU ITU DUNGU, YA! DENGARKANLAH ULLTIMATUM INI! AKU INI PAHLAWAN KEBERSIHAN TERHORMAT YANG HARUSNYA KAU SANJUNG! JANGAN COBA-COBA MENGATAIKU ORANG GILA. YANG GILA ITU KAU. KALIAN SEMUA TIDAK WARAS KARENA SUDAH BERBUAT KRIMINAL SEPERTI ITU. INI HARTA KARUN NASIONAL. JIKA TIDAK ADA AKU, KALIAN SUDAH PASTI DILUMAT AMARAH ALAM KARENA BERANI MENGOTORI ALAM YANG INDAH DAN SUCI INI. SELOKAN KAU ISI DENGAN INI, INI DAN INI! KAU MASIH MENGATAIKU ORANG GILA? INGAT INI, AKU INI PAHLAWAN KEBERSIHAN!!!”


    Aku berhenti mengejar orang-orang tak waras itu karena melihat sekarung sampah yang terbengkalai di selokan pasar. Tanpa pikir panjang langsung aku ambil untuk diikatkan ke tubuhku supaya zirah ini semakin tebal dan hangat. Tentu saja supaya selokan tersebut jadi tidak tersumbat. 


    Mulia sekali memang perbuatanku ini. Asal kau tahu ya, Pahlawan Kebersihan ini pernah hidup sebagai orang tak waras yang membuang sampah seenak jidat tanpa memikirkan akibatnya di kemudian hari. Setelah mendapatkan panggilan suci dari alam untuk menjadi Pahlawan Kebersihan, dari saat itulah aku mengemban tugas terhormat ini. Makanya setelah mendengar kisah heroik ini, kau ini jangan seperti mereka orang-orang tak waras yang memandang rendah diriku yang terhormat ini.


    “Betul, Pri. Kau memang Pahlawan Kebersihan sejati di duniamu itu, ya. Nih, makanlah supaya kau kuat mengemban tugas muliamu itu.”


    Aku suka pria paruh baya ini yang selalu memberiku makan setelah aku bercerita mengenai petualanganku yang hebat.

    Sudahlah. Lebih baik aku mengisi perut dulu. 

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Pendidikan

    +
    close
    close