Adakan Kegiatan Makesta, Kepala MTs Ma'arif NU 1 Wangon Minta Kader Penerus Jaga Amaliyah NU

Penyematan tanda peserta oleh Ahlan, S.Ag., selaku kepala MTs Ma'arif NU 1 Wangon. (Foto : Tim Harian Wangon)

HARIANWANGON - Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) merupakan tahap kaderisasi pertama dalam organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).

Sebagai badan otonom organisasi NU, Makesta diharapkan mencetak kader yang mampu menghidupkan NU di tengah masyarakat. Menjaga dan mempertahankan amaliyah Aswaja itu butuh usaha yg keras. 

Hal itu dikatakan Kepala MTs Ma'arif NU 1 Wangon, dalam Apel pembukaan Makesta, yg dilaksanakan di MTs Ma'arif NU 1 Wangon, Kabupaten Banyumas, Jum'at (17/2/2023).

“Menjaga tradisi baik yg adalah dengan mengikuti atau melaksanakan tradisi tersebut, kalian harus bersyukur bisa mengikuti Makesta karena hanya di MTs yg Ma'arif saja ada Makesta maka ikuti dengan baik. ,” kata Ahlan, S.Ag.

Sebab, lanjutnya, Makesta merupakan bagian dari jenjang kaderisasi NU yang pertama di kalangan pelajar. Oleh karena itu, Makesta harus bisa melahirkan menjadikan generasi penerus kepengurusan NU di masa mendatang.

Agar Makesta dapat berjalan dengan sesuai harapan, Ahlan mengatakan agar peserta tetap menjaga kesehatan sehingga bisa mengikuti semua rangkaian kegiatan dengan lancar, tambahnya.

Winarsih, S.Ag. Ketua panitia pelaksana melaporkan, Makesta diikuti 334 peserta, terdiri dari 195 orang calon anggota IPNU dan 139 calon anggota IPPNU. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari.

Penyematan tanda peserta Makesta diikuti oleh seluruh peserta Makesta 

“Seperti biasanya peserta diberikan materi dasar untuk memperkuat pondasi NU, dari materi tentang Aswaja 'ala NU, NU, IPNU-IPPNU,Kepemimpinan, Ke-Indonesia-an, Pencegahan dan Penyalahunaan Narkoba dan Keorganisasian.

Ketua panitia Makesta Ramadhenty Ahlan saat ditemui Tim Harian Wangon mengatakan, "setelah acara ini kegiatan pembinaan usai Makesta dapat dijalankan, sehingga menghasilkan kader yang bisa memiliki daya cipta lebih menarik dan berwarna dalam syiar nilai-nilai NU.

“Selain itu harus bisa mandiri, dan dapat mengukir prestasi dari sejarahnya sendiri. dengan begitu, kita semua bisa diterima oleh semua kalangan masyarakat, terutama di kalangan pelajar,” pungkasnya.